Rangkaian Hari Ginjal Sedunia / World Kidney Day Tahun 2024 Unit Hemodialisa Berikan Penyuluhan Kesehatan

KUALA KAPUAS – Pada Hari Sabtu, 2 Maret 2024 Pukul 09.00 WIB, bertempat di Ruang Tunggu Unit Hemodialisa RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas dilaksanakan Rangkaian Peringatan World Kidney Day atau Hari Ginjal Sedunia Tahun 2024 yang diperingati setiap hari Kamis minggu kedua di bulan Maret setiap tahunnya, diberikan edukasi atau penyuluhan kesehatan oleh dr. I Ketut Darmi dan Dien Silawati, Amd.Kep, didampingi dr. Daya Daryadijaya, SpPD selaku DPJP Unit Hemodialisa, dan Tim Perawat Unit Hemodialisa RSUD Kapuas.

dr. Ketut selaku dokter umum yang bersertifikasi Hemodialisa, memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya dengan mengangkat tema Pengendalian Hipertensi dan Nutrisi untuk kesehatan ginjal. dr. Ketut begitu beliau disapa, mengatakan pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, diabetes mellitus, dan gangguan ginjal. Pentingnya menjaga fungsi ginjal bagi tubuh kita sejalan dengan menjaga pola hidup sehat untuk mencegah penyakit gangguan ginjal.

Dengan modifikasi menu diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi. Prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang antara lain membatasi gula, garam, cukup buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, makanan rendah lemak jenuh, menggantinya dengan unggas dan ikan yang berminyak. Dianjurkan untuk makan buah dan sayur 5 porsi per-hari, karena cukup mengandung kalium yang dapat menurunkan tekanan darah.

Selanjutnya Perawat Hemodialisa, Dien Silawati, Amd.Kep memberikan materi tentang Perawatan CDL dan Cimino/AV Shunt. Seseorang yang mengidap penyakit ginjal stadium 5 biasanya menjalani perawatan yang bernama hemodialisis. Pada pengidap penyakit ginjal stadium 5, tubuhnya tidak dapat lagi membersihkan darah dan mengeluarkan cairan berlebih dari tubuh. Pada pasien yang menjalani hemodialisis, dokter akan membuat akses pembuluh darah melalui Cimino/ AV Shunt, atau dengan Catheter Double Lumen (CDL/ kateter hemodialisis).

Arteriovenous Shunt (AV Shunt) atau disebut juga cimino merupakan tindakan operasi menyambungkan arteri dan vena pada lengan dengan tujuan menjadikan sambungan tersebut sebagai akses hemodialisis. AV Shunt adalah salah satu cara dalam membuat akses vascular untuk hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik. Hal ini dibuat untuk meningkatkan efektivitas fungsi dialisis dan mengurangi risiko serta komplikasi yang dapat terjadi pada akses vaskuler lainnya.

Tindakan AV Shunt bisa dilakukan One Day Surgery (ODS) atau satu hari tindakan bedah, sehingga informasi yang diberikan sebatas kepada pasien dan keluarga yang mengantar, sedangkan kenyataan dilapangan antara yang merawat pasien dirumah dan yang mengantar ke rumah sakit sering kali beda orang, sehingga informasi mengenai perawatan kepada pasien tak jarang  terjadi beda persepsi. Hal ini harus menjadi perhatian khusus dari pasien dan keluarga agar tidak terjadi kesalahan dalam perawatan dirumah.

Cara merawat AV Shunt setelah meninggalkan rumah sakit, yaitu menjaga agar lengan diposisikan setinggi jantung (bisa diganjal menggunakan bantal), dan siku tetap  lurus sehingga mengurangi pembengkakan dan mengurangi risiko pembekuan, Tidak dianjurkan angkat berat di atas 10 kilogram, serta Tetap berpakaian kering dan bersih selama 48 jam pertama. Setelah 48 jam post operasi dan dressing dilepas, pasien bisa mandi seperti biasa.

Untuk kebutuhan perawatan harian oleh perawat pada pasien dengan AV Shunt dapat dilakukan dengan cara mengurangi risiko infeksi, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah menyentuh AV Shunt, Jaga kulit di sekitar AV Shunt bersih dengan segera mencucinya dengan sabun antibakteri, terutama sebelum dialisis. Bersihkan fistula dengan cara mencuci dan menepuknya dengan lembut, Setelah luka sayatan sembuh, perkuat lengan dengan latihan sesuai dengan instruksi dokter, misalnya latihan meremas bola karet. Periksa denyut nadi/desiran (getaran/thrill) di AV Shunt 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) dengan cara mendengarkan dan  Apabila ada perubahan suara dan perubahan aliran darah diatas AV Shunt harus segera dilaporkan ke dokter yang menangani, Gunakan akses AV Shunt hanya untuk dialisis, dan Pastikan tidak ada kemerahan atau bengkak di sekitar area AV Shunt, Hindari luka pada lengan dan jaga tetap aman, serta Pastikan nutrisi yang tepat dan bergizi agar kesehatan tetap optimal.

Tim Nakes Unit Hemodialisa RSUD Kapuas dan perwakilan pasien serta keluarganya

Selain tindakan AV Shunt diatas, ada pula CDL atau Catheter Double Lumen yaitu sebuah selang steril yang dimasukkan ke dalam vena sentral besar pada sekitar leher pasien. CDL sendiri biasanya terpaksa dibuat pertama karena kondisi pasien saat pertama kali datang sudah dalam kondisi buruk dan harus segera menjalani cuci darah. Akses CDL hanya boleh digunakan untuk kepentingan cuci darah. Sehingga akses ini tidak diperbolehkan untuk kepentingan memasukan obat dan mengambil darah. CDL sendiri harus selalu dijaga karena memiliki dampak resiko infeksi yang lebih tinggi.

Setelah prosedur CDL, pasien harus merawat kateter dengan baik supaya ia dapat bertahan lebih lama dan mencegah masalah seperti infeksi dan pembekuan. Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setelah prosedur CDL, antara lain Jaga balutan kateter agar tetap bersih dan kering, Pastikan area tempat penyisipan bersih dan perawat akan mengganti balutan pada setiap sesi dialisis, Simpan peralatan pembalut darurat di rumah, jika kamu perlu mengganti pembalut di sela-sela perawatan. Perawat akan mengajarimu cara mengganti pembalut dalam keadaan darurat. Jangan pernah melepas tutup di ujung kateter, sebab udara tidak boleh masuk ke dalam kateter. Kenakan masker yang menutupi hidung dan mulut setiap kali kateter dibuka, untuk mencegah bakteri masuk ke kateter dan aliran darah. Tutup dan klem kateter harus tetap tertutup rapat saat tidak digunakan untuk dialisis.

“Hanya tim dokter dan perawat yang boleh menggunakan kateter dialisis untuk mengambil darah atau memberikan obat atau cairan. Jika area di sekitar kateter terasa sakit atau terlihat merah, segera hubungi tim perawat dialisis. Tanyakan tentang tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis segera,” pungkasnya mengakhiri penyuluhan kesehatan di Unit Hemodialisa. (PromkesRSUDKps)