Hari Stroke Sedunia Tahun 2023 RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan Kesehatan Ke Masyarakat Melalui Radio

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 91,4 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE) didampingi, Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas mengulas tentang Hari Stroke Sedunia Tahun 2023, pada Hari Kamis, 9 November 2023.

dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan edukasi kesehatan ini bertepatan dengan Peringatan Hari Stroke Sedunia Tahun 2023 diperingati setiap tanggal 29 Oktober setiap tahunnya. Dijelaskan beliau tema peringatan Hari Stroke Sedunia tahun 2023 ini yaitu,“Together We Are Can, Greater Than Stroke”.

“Tujuan peringatan peringatan Hari Stroke Sedunia ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang penyakit STROKE, serta mengajak masyarakat dunia untuk mencegah penyakit ini sedini mungkin,” ungkap dr. Erny. Menurut WHO, Stroke adalah keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa penurunan fungsi otak baik fokal maupun global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih. Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah sehingga sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel/ jaringan.

Yang paling ditakuti orang apabila stroke, antara lain Kecacatan dan kematian, karena stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di Indonesia, stroke menjadi menjadi penyebab kematian utama.Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian PenyaitTidak Menular, Kementerian Kesehatan RI mengatakan berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada tahun 2019 menunjukkan stroke sebagai penyebab kematian utama yaitu 19,42% dari total kematian di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10,9 per 1000 penduduk di tahun 2018.

“Meskipun stroke menjadi penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di seluruh dunia, namun sekitar 90% kasus stroke sebenarnya dapat dicegah, yaitu dengan mengendalikan faktor risiko seperti darah tinggi, merokok, diet tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, kencing manis, gangguan irama jantung,” ujarnya.

Berdasarkan kondisinya, stroke terbagi 2 jenis, yaitu Stroke Iskemik, dimana terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat atau menyempit karena pembekuan darah atau aterosklerosis (penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah). Kemudian Stroke hemoragik, yaitu terjadi ketika pembuluh darah di bagian otak mengalami kebocoran atau pecah. Biasanya kebocoran disebabkan karena pembuluh darah sudah dalam kondisi rentan sehingga tidak dapat mengalirkan darah ke otak lagi. Stroke hemoragik bisa menyebabkan seseorang mengalami koma, bahkan kematianjika perdarahan tidak segera dihentikan.

Gejala awal stroke dapat menyerang siapa saja dan dapat dikenali walau terkadang penderitanya tidak menyadari bahwa sedang mengalami stroke. Gejala awal stroke yang terjadi dapat ringan, namun jika diikuti dengan gejala lainnya maka perlu waspada. Beberapa gejala awal stroke yang umumnya dialami antara lain sakit kepala, sulit bicara, kelumpuhan anggota gerak atau anggota tubuh tertentu, dan gangguan penglihatan.

Slogan dari Kemenkes RI, berupa SEGERA KE RS dapat digunakan untuk membantu mengenali serangan stroke yang terjadi, yaitu Senyum tidak simetris, Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata/ bicara, Kebas atau baal, Rabun, serta Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan adanya gangguan fungsi keseimbangan.

“Setiap jenis stroke mendapatkan penanganan atau pengobatan yang berbeda disesuaikan dengan jenis kondisi dan penyebabnya. Pengobatan stroke berdasarkan jenisnya, antara lain Penyuntikan rtPA, Antikoagulan, Antihipertesi, dan Tindakan Operasi. Untuk mencegah terjadinya stroke, lakukan hal berikut yaitu, mempertahankan gaya hidup sehat, hindari merokok, hindari asupan alcohol, aktivitas fisik teratur, modifikasi pola makan dengan membatasi natrium (garam), daging, dan makanan manis serta lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Bila mengalami gejala awal stroke, ingat slogan Kemenkes RI SeGeRa Ke RS, dimana dengan tema Hari Stroke Sedunia tahun 2023, Bersama kita, Lebih Besar Dari Stroke, saatnya kita menyatukan kekuatan untuk mengalahkan penyakit stroke,” tutup beliau mengakhiri penyuluhan kesehatan di radio. (PromkesRSUDKps)