Edukasi Kesehatan Mengenai Penyakit Gerd di Radio Diskominfo Bersama Promkes RSUD Kapuas
KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, Cahaya, dan para Siswa SMKN 1 Selat Jurusan DKV, mengulas tentang Mengenal Penyakit GERD, pada Kamis (28/11/2024).
dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease, adalah penyakit kronis pada sistem pencernaan lambung, dimana asam lambung naik kembali ke esophagus (kerongkongan), kondisi ini disebabkan oleh katup yang berada dibagian bawah esophagus yang melemah. Fungsi katup tersebut adalah mencegah isi lambung naik ke kerongkongan, setelah makanan atau minuman sampai ke lambung.
GERD disebabkan oleh paparan asam lambung yang berulang-ulang ke esophagus atau kerongkongan yang mengakibatkan erosi pada mukosa esophagus. Hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko penyakit GERD adalah Merokok, Kebiasaan mengonsumsi makanan 3 jam sebelum tidur, Mengurangi porsi makan yang dikonsumsi, Obat-obat yang dapat merangsang asam lambung misalnya, aspilet, NSAID (ibuprofen, meloksikam, Natrium Diklofenak).
Maag dan GERD itu serupa tapi tak sama. Kalau sakit maag itu merupakan kumpulan gejala yang menimbulkan rasa tidak nyaman di perut bagian atas atau dada setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Sementara GERD disebabkan kondisi naiknya asam lambung sampai ke esophagus atau kerongkongan yang menyebabkan nyeri ulu hati atau sensasi terbakar di dada.
GERD memiliki gejala umum yang mirip sakit maag. Berikut adalah gejala GERD, antara lain ada rasa terbakar di bagian dada yang terkadang menjalar sampai ke kerongkongan, Sensasi terbakar memberat setelah makan dan berbaring, Sensasi tersebut juga disertai dengan rasa pahit dan asam di mulut, Nyeri daerah tenggorokan dan suara menjadi serak, Nyeri menelan, Kesulitan bernafas dan mual, serta Bau mulut dan batuk kering yang berkepanjangan.
Gejala sakit maag lebih ringan dibandingkan dengan sakit GERD. Biasanya yang dirasakan penderita sakit maag adalah perasaan tidak nyaman di daerah ulu hati yang hilang timbul, biasanya disertai dengan keluhan-keluhan sebagai berikut Perut kembung, Perut terasa penuh, Nyeri ulu hati, Sering buang air dan sendawa, mual, dan muntah.
Secara mekanisme organ, GERD disebabkan oleh tidak normalnya fungsi katup. Dalam keadaan normal, asam lambung yang tercampur dengan makanan yang masuk dalam lambung seharusnya tidak kembali naik ke kerongkongan, bila katup berfungsi dengan normal, tetapi karena katup mengalami kelemahan maka asam lambung dan makanan yang masuk ke lambung dapat kembali masuk ke kerongkongan. Paparan asam lambung yang sering pada kerongkongan dapat menyebabkan iritasi lapisan lendir (mukosa) kerongkongan. Pada penyakit maag yang teriritasi hanya mukosa lambung saja. Ada beberapa makanan dan beberapa kebiasaan yang dapat memicu timbulnya GERD, antara lain Kopi, Minuman beralkohol, Makanan gorengan, Makanan yang terlalu pedas, Kebiasaan merokok, Kebiasaan makan sesaat akan tidur, Obesitas, dan Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Stress dapat menyebabkan penyakit GERD, dimana Stress/ cemas/ anxietas, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit tidak hanya GERD. Diperkirakan sebesar 18-28% penduduk Amerika Utara mengidap GERD, dan sebanyak 18,1% penduduk Amerika Serikat mengalami gangguan kecemasan. Melihat data tersebut tampak tidak ada korelasi, namun bebrapa riset mengatakan jika ada kemungkinan hubungan antara GERD dan stress.GERD dan stress/ kecemasan memiliki gejala yang berbeda, namun keduanya memiliki keterikatan.
Untuk mencegah supaya tidak mengalami GERD, bisa diawali dengan perubahan gaya hidup dan menu makanan. Misalnya Tidur cukup, Olahraga, Kurangi minum kopi dan hindari minuman beralkohol, Berhenti merokok, Kelola stress dengan benar, Hindari makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, makanan yang berlemak, Hindari obesitas, Hindari tidur setelah makan, dan Atur pola makan.
Cara mengatasi supaya GERD tidak kambuh karena GERD adalah penyakit kambuhan, artinya bisa hilang-timbul, bila diobati dengan baik dan benar makan akan membaik, keluhan menghilang, tetapi dapat kambuh lagi bila pemicu/ penyebabnya dikerjakan lagi. Ada beberapa cara untuk mencegah kekambuhan penyakit GERD, yaitu Konsumsi makanan bergizi dengan mengusahakan makan makanan yang sehat, seperti, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, daging tanpa lemak, Makan porsi kecil dengan frekuensi lebih banyak, Kunyah makanan secara perlahan, Hindari langsung tidur setelah makan, Tidur dengan posisi yang tepat dimana posisi tidur yang tepat dapat meringankan gejala dan membuat tidur lebih nyaman. Posisi tidur yang sering direkomendasikan adalah tidur miring ke kiri dengan kepala lebih tinggi. Berhenti merokok dimana kandungan nikotin dalam rokok bisa melemahkan katup antara esofagus (kerongkongan) dengan lambung. Hindari obesitas dengan mempertahankan berat badan ideal serta Kelola stress dengan baik.
“Untuk menghindari atau mencegah kambuhnya GERD, Anda bisa lakukan hal-hal seperti diatas, tetapi bila dirasakan tidak ada perubahan, mungkin diperlukan intervensi obat-obatan untuk membantu mengatasi gangguan dari keluhan akibat GERD tersebut, untuk itu segera konsultasikan dengan dokter,” akhir kata beliau menutup edukasi kesehatan. (PromkesRSUDKps)