Fisioterapis RSUD Kapuas mengikuti Penilaian Nakes Teladan Nasional Tahun 2024

KUALA KAPUAS – RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Kapuas telah mengirimkan beberapa orang karyawan / karyawatinya dari latar belakang profesi tenaga kesehatan yang berbeda, dalam rangka mengikuti penilaian tenaga kesehatan teladan tahun 2024, dan salah satu karyawati yang berprofesi fisioterapi berhasil melanjutkan seleksi nakes teladan mewakili Kalimantan Tengah ke Tingkat Nasional, dan dilaksanakan kunjungan penilaian oleh Tim Penilai Nakes Teladan Provinsi Kalimantan Tengah pada, Kamis, (13/06/2024).

Berdasarkan hasil penilaian tahapan sebelumnya Tingkat Provinsi yang dilaksanakan di Palangkaraya, tenaga kesehatan yang terpilih dari RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas adalah Herlina Yanuarti, S.Tr.Kes, Ftr yang bertugas di Instalasi Rehabilitasi Medik (Ruang Fisioterapi) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.

Tim Penilai Nakes Teladan Provinsi Kalimantan Tengah diterima langsung oleh Kabid. Penunjang Medik, Yuli Antie, SE, MM, dan Kabid. Keperawatan, Widjiati, SKM, M.P.H., dan didampingi untuk kemudian diarahkan ke Instalasi Rehabilitasi Medik (Fisioterapi) untuk pelaksanaan penilaian tenaga kesehatan teladan terkaait profesi fisioterapis.

Adapun rombongan Tim Penilai Nakes Teladan dari Provinsi Kalimantan Tengah, diketuai Agus, S.Si, M.M.Kes, Apt. Guntur Satrio Pratomo, S.Farm, M.Si, Hj. Noorhani Machdat, M.Pd, Anita Dwi Astutiningsih, S.Farm, Apt,, dan Caroline, SKM selaku pendamping Tim Penilai Nakes Teladan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Herlina begitu beliau disapa, selaku tenaga kesehatan yang diuji, menyampaikan presentasi materi inovasi terkait transformasi layanan deteksi dini gangguan motorik bayi dengan judul “GEMOY” yang merupakan singkatan dari gerakan motorik bayi.

“Menurut WHO, keterlambatan perkembangan motorik adalah keadaan dimana seorang anak tidak mencapai tonggak perkembangan motorik yang diharapkan pada usia tertentu. Masa bayi (0-12 bulan) merupakan periode krusial dalam tumbuh kembang bayi. pada tahun-tahun awal ini, otak bayi berkembang dengan sangat pesat, membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat koneksi yang ada,” ujarnya.

Dijelaskan lebih lanjut, motorik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan dari kontraksi otot-otot skeletal. Ini mencakup gerakan kasar yang melibatkan otot-otot besar seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar, serta gerakan halus yang melibatkan otot-otot kecil seperti menulis, memegang benda, dan menggunakan jari-jari tangan untuk tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus.

Faktor resiko antara lain faktor genetik, kelahiran prematur, dan infeksi selama kehamilan, selain itu penyakit atau kondisi medis yang diderita bayi seperti distrofi otot, cerebral palsy, spina bifida, sindrom fragile X, dan dyspraxia. Faktor penyebabnya terdiiri dari faktor sebelum kelahiran, yaitu kelainan genetik atau kromosom (down sindrom), infeksi saat kehamilan (rubela, HIV), paparan obat-obatan (alkohol, radiasi), dan masalah nutrisi pada ibu hamil. Faktor saat persalinan seperti prematur (lahir sebelum 37 minggu), kekurangan oksigen selama persalinan, dan trauma lahir pendarahan dalam otak). Faktor setelah kelahiran seperti infeksi sistem saraf pusat (meningitis), cedera kepala atau trauma otak, gangguan metabolisme, masalah nutrisi atau kekurangan gizi, dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

Dalam pelaksanaan inovasi Gemoy ini, jeni-jenis keterlambatan dan latihan motorik pada bayi yang dapat diterapi, antara lain keterlambatan gerak menghisap, keterlambatan gerak pada lengan, keterlambatan gerak pada tungkai, keterlambatan gerak pada kepala, keterlambatan gerak miring kanan-kiri, keterlambatan gerak tengkurap, keterlambatan gerak merangkak, keterlambatan gerak duduk, keterlambatan gerak berdiri, keterlambatan gerak berjalan.

“Inovasi yang dapat diupayakan antara lain pemberian edukasi melalui website yang dapat diakses oleh masyarakat umum dirumah secara mandiri (https://rsud-soemarno.go.id/gemoy), penyediaan bahan edukasi ditempat atau ruang tunggu pendaftaran pasien seperti leaflet atau brosur, membuat jalur konsultasi melalui nomor WA secara langsung pada jam pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik. Semoga inovasi ini bermanfaat bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Kapuas,” tutupnya mengakhiri wawancara nakes teladan. (PromkesRSUDKps)

Adminkes: Popo Subroto, SKM, M.I.Kom