Kunjungan Monev Surveilans Congenital Rubella Syndrome (CRS), Surveilans Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di RSUD Kapuas

KUALA KAPUAS – Dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan surveilans Congenital Rubella Syndrome (CRS), Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), WHO Indonesia bersama rombongan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas melaksanakan kegiatan kunjungan monitoring dan evaluasi ke RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, bertempat di Aula RSUD Kapuas yang beralamat di Jalan Tambun Bungai No.16, Rabu (26/10/2023).

Rombongan ini diterima langsung oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik, dr. Jum,atil Fajar, MHlthSc yang membuka acara dan menyambut hangat akan kunjungan lapangan dari WHO Indonesia dan Dinas Kesehatan Kab. Kapuas terkait monitoring dan evaluasi pelaksanaan surveilans CRS, PD3I, dan KIPI di RSUD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas selaku rumah sakit pemberi pelayanan kesehatan tingkat lanjut satu-satunya di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah.

WHO Indonesia yang diwakili oleh Meuthika N. F. memaparkan bahwa kedatangan Tim ini dalam rangka memantau fasyankes yang terpilih, melihat langsung keadaan lokasi fasyankes, mengecek data rekam medik, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan surveilans Congenital Rubella Syndrome (CRS), Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serta untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan surveilans dan mengidentifikasi tantangan dalam pelaksanaannya di RSUD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.

dr. Lina Purnamasari, Sp.A selaku Dokter Spesialis Anak di RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo menyampaikan bahwa selama melayani kesehatan masyarakat di rumah sakit, ada beberapa jenis penyakit yang disampaikan dari daftar WHO yang dipantau seperti indikasi Polio atau lumpuh layu mendadak pada anak, diharapkan tindak lanjut yang efektif dari Dinas Kesehatan Kab. Kapuas, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, dan WHO Indonesia supaya cepat dan efektif terkait penanggulangan penyakit tersebut apabila terindikasi dan pelaporannya ke bagian rekam medik rumah sakit dapat tepat dan akurat untuk segera pengiriman sampel dan tindak lanjut hasilnya.

Adapun perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Chanra Hatel juga menyampaikan perlu ditingkatkan koordinasi menyeluruh antar fasilitas pelayanan kesehatan terkait pengiriman sampel penyakit yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut ke Laboratorium Kesehatan Lanjutan Nasional, dimana Regional Kalimantan Tengah diarahkan pengiriman sampel ke DKI Jakarta.

Surveilans Dinas Kesehatan Kab. Kapuas, Hari Sutrisno menyampaikan bahwa terkait tindak lanjut dari Dinas Kesehatan seperti pemutusan mata rantai vektor penyakit seperti contohnya nyamuk, sudah pernah dilakukan, antara lain fogging, monitoring ke fasyankes seperti puskesmas dan posyandu masyarakat, akan tetapi terkadang masih kurang efektif karena tidak menyeluruh, siklusnya terputus, dan memakan waktu dan biaya yang lumayan.

“Semoga dengan koordinasi terkait monitoring dan evaluasi bersama WHO Indonesia ini, dan bersama Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah, serta laporan dari fasyankes RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas ini dapat membantu menurunkan angka kejadian penyakit yang tertera tersebut, sehingga Indonesia dapat tercipta masyarakat yang sehat selalu,” pungkasnya menutup acara. (PromkesRSUDKps)