RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tentang Stroke
KUALA KAPUAS – RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) bersama dokter internsip melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, dipandu oleh penyiar radio Nadya, belum lama ini di Radio Siaran Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas 91,4 FM yang beralamat di Jalan D.I Panjaitan.
Narasumber yang menyampaikan materi dr. Ratuti Yetsi Bianca yang merupakan dokter internsip yang bertugas di RSUD Kapuas bersama Pengelola Promkes Rumah Sakit (PKRS) Popo Subroto, SKM menjelaskan mengenai penyakit Stroke yang menyangkut pembuluh darah di otak.
Menurut WHO, Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologis fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan/atau dapat menyebabkan kematian. Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Akibatnya sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel/jaringan.
CVA atau cedera serebrovaskular adalah gangguan suplai darah otak secara mendadak sebagai akibat oklusi pembuluh darah parsial atau total, atau akibat pecahnya pembuluh darah otak. Gangguan pada aliran darah ini akan mengurangi suplai oksigen, glukosa, dan nutrien lain kebagian otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang terkena dan mengakibatkan gangguan pada sejumlah fungsi otak.
Selanjutnya dr. Eci sapaan akrabnya juga menjelaskan jenis-jenis penyakit stroke, antara lain Stroke hemoragik (pendarahan), ada juga yang isemik (non-pendarahan). Stroke Iskemik diketahui hampir 85% stroke di sebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak, atau embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakranial (arteri yang berada di luar tengkorak).
“Ini disebut sebagai infark otak atau stroke iskemik. Sedangkan Stroke Hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam ruang subaraknoid yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid),” jelasnya.
Disambungnya, Faktor resiko stroke dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang tidak dapat dikendalikan dan yang dapat dikendalikan Faktor yang tidak dapat dikendalikan Usia, Jenis kelamin, Ras, Etnik, dan Riwayat Stroke dalam Keluarga. Faktor yang dapat dikendalikan antara lain Tekanan darah tinggi, Hiperkolestrolemia, Obesitas, Penyakit jantung, Diabetes mellitus, dan Life style seperti makanan cepat saji, aktivitas rendah, merokok dan konsumsi alcohol.
Adapun beberapa pencegahan stroke dapat dilakukan dengan Peningkatan Aktifitas fisik, Peningkatan perilaku hidup sehat, Penyediaan pangan sehat & percepatan perbaikan gizi, Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, Peningkatan kualitas lingkungan, serta Peningkatan edukasi hidup sehat.
Terkait pemberian vaksin untuk penderita stroke, menurut Rekomendasi PAPDI tentang Pemberian Vaksinasi Covid-19 pada Pasien dengan Penyakit Penyerta/ Komorbid, pada Stroke kronis (tidak sedang dalam serangan akut), dan keadaan terkontrol boleh divaksin. Keadaan terkontrol yang dimaksud adalah sumber penyebab Stroke seperti Tekanan Darah, gula darah dan profil lipid/kolestrol harus terkontrol atau stabil (dengan/tanpa obat), tidak ada gangguan kekentalan darah.
“Resiko jauh lebih rendah dibandingkan potensi terkena stroke jika tidak mendapatkan vaksinasi lalu terinfeksi Covid-19. Dari penelitian menemukan sebanyak 934 orang menderita trombositopenia, 12.614 tromboemboli, 20 orang CVST, dan 1.699 mengalami stroke iskemik setelah terinfeksi Covid-19,” pungkasnya. (PromkesRSUDKps)