Edukasi Kesehatan Melalui Podcast Di Radio Membahas Tentang Mengenal Penyakit HIV

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, memberikan informasi dan edukasi kesehatan bersama dr. Alvin Hartanto Kurniawan, Sp.PK selaku Dokter Spesialis Patologi Klinik, pemateri Dwi Widjajanti, SST, selaku Kepala Instalasi Laboratorium, dan didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RS, serta ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, dan Joni Setiawan, mengulas tentang Mengenal Penyakit HIV, pada hari Kamis (18/12/2025).

dr. Alvin begitu beliau disapa, menjelaskan bahwa Penyakit HIV merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan virus, dimana nama virusnya adalah Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem imun, dimana kalau imunnya sudah turun, itu disebut AIDS.

Infeksi HIV itu berbahaya karena HIV ini akan secara langsung menyerang sistem imun, tepatnya pengatur dari bagaimana sistem imun bekerja. Sebagai contoh, tubuh kita ini ada banyak tentara atau polisi untuk bersiap melawan bakteri, virus, atau jamur. HIV akan menyerang bagian yang memberi komando kepada tentara dan polisi tersebut, sehingga saat ada kuman datang menyerang, tidak bisa memberi perlawanan. Pertama waktu HIV masuk maka komandan yang mengatur ini masih banyak, tetapi seiring berjalannya waktu, misalnya 8 tahun, komandan yang ada tinggal sedikit, maka kuman2 yang menyerang jadi lebih dominan. Misalnya di paru-paru, kuman TB nya jadi dominan muncul keluhan batuk darah, di rongga mulut, jamur dominan jadi sariawan banyak, kuman di usus jadi dominan, jadi diare. Nah kondisi saat imun sudah turun tidak bisa memberi perlawanan, maka ini adalah komplikasi HIV yang disebut sebagai AIDS. Biasa kalau sudah jatuh ke tahap AIDS, tingkat kematian sangat tinggi.

dr. Alvin menambahkan bahwa Penyakit HIV merupakan penyakit menular, lewat mana saja penularannya. HIV menyerang sistem imun yang ada di darah, jadi penularannya terutama lewat darah, misalnya Lewat transfusi darah, seperti pemain tenis Arthur Ashe yang namanya jadi stadium di kota New York Amerika, tapi tenang, sekarang sebelum dilakukan transfusi, darah donor selalu diperiksa terlebih dahulu, kalau darah donor ternyata HIV positif tentu tidak akan diberikan. Lewat jarum suntik, dulu waktu penggunaan narkoba dengan jarum suntik masih tinggi, jarum suntiknya sering kali dioper, padahal virus HIV bisa menempel pada jarum tersebut, sehingga kalau ada yang positif, jarum tersebut kemudian diberikan ke orang lain, maka akan tertular. Lewat jalan lahir, pada saat bayi lahir dari ibu hamil dengan HIV, maka bayi tersebut berisiko untuk tertular. Maka dari itu, penting saat hamil untuk periksa HIV, supaya kalau mau melahirkan bisa direncanakan operasi, bisa menurunkan 1/3 penularan. Kemudian bayi yang lahir, juga bisa diberi obat mencegah HIV tertular dan diperiksa rutin, yang namanya EID. Selain lewat darah, ada 1 lagi, yakni melalui cairan seksual, jadi kalau berhubungan seksual dengan penderita HIV, maka akan tertular, misalnya suami berhubungan dengan PSK yang positif HIV, maka suami tersebut positif, dan bila berhubungan dengan istrinya maka istrinya juga kemungkinan besar akan positif. Contoh lain adalah hubungan laki-laki dengan laki-laki, seperti penyanyi the QUEEN, Freddie Mercury, ternyata kan dia suka laki-laki, maka akhirnya akan tertular HIV, jatuh ke AIDS dan meninggal.

Kalau dulu, pertama kali HIV muncul tidak ada obatnya, sehingga orang yang kena HIV sudah pasti akan meninggal dalam 8 – 10 tahun. Akan tetapi, sekarang HIV sudah ada obatnya, namanya ARV, bahkan tersedia juga di RSUD Kapuas. Nah semakin dini orang ini diketahui HIV, maka komandan pengatur sel imunnya masih banyak, maka hasil pengobatannya juga akan baik. Kalau misalnya datang sudah dalam keadaan terlambat, komandan imunnya sudah tinggal sedikit sekali, infeksi TB dan jamur sudah mendominasi, maka hasil pengobatan pun jelek. Jadi apakah orang kena HIV sudah pasti meninggal karena AIDS, jawabannya sekarang sudah tidak bila penderita minum obat ARV dengan rutin.

Untuk mengetahui terinfeksi HIV, satu-satunya cara adalah dengan pemeriksaan laboratorium. Karena virus ini berada di sirkulasi darah, maka dengan cara pemeriksaan darah, bisa diketahui apakah terinfeksi HIV atau tidak. Jadi kalau mau tahu apakah terinfeksi HIV atau tidak, bisa langsung datang ke laboratorium RSUD Kapuas untuk skrining HIV. Pemeriksaan ini tingkat kesalahannya cukup rendah, mengapa? Karena pemeriksaan ini dilakukan dengan 3 alat yang berbeda dan ketiga alat ini akurasinya tinggi sekali. Jadi misalnya ada masalah pada alat pertama, masih ada 2 alat yang bisa mengkonfirmasi.

Meskipun HIV ini sekarang sudah ada obatnya, nyatanya sering kali penderita HIV ini datang sudah dalam keadaan yang jelek, jadi kembali pada prinsip, lebih baik mencegah daripada mengobati. Cara pencegahan, pertama abstinen atau tidak berhubungan seksual, karena kan merupakan salah satu penularan. Kedua, be faithful atau setia pada pasangan, kalau setia, maka risiko kena infeksi HIV ataupun infeksi menular seksual lain akan sangat rendah, kemudian ketiga, pakai kondom. Kondom akan menjadi penghalang untuk tertular HIV melalui cairan seksual. Keempat, kalau memang menggunakan obat suntik, jangan pakai jarum bekas. Keempat pencegahan ini, kalau diterapkan, sudah cukup untuk mencegah infeksi HIV.

Kalau hasil positif, tidak perlu cemas karena saat ini sudah ada obat untuk penyakit HIV. Obat ini bisa didapatkan melalui poli VCT di RSUD Kapuas, bila memang telah terkonfirmasi positif maka akan diberikan obat ARV, obat untuk penderita HIV. Kemudian, obat ini harus diminum seumur hidup, karena bila obat ini tidak diminum, maka virus HIV dengan cepat akan menyerang komandan sistem imun.

Ingat, bahwa infeksi HIV menular lewat darah dan cairan seksual. Maka berjabat tangan, berpelukan, cium pipi, atau berciuman tidak akan menular. Jadi tidak perlu takut, perlakukan seperti layaknya teman atau kerabat kita. Orang dengan HIV seperti orang dengan diabetes dan hipertensi, orang itu perlu pengobatan, tetapi bukan berarti orang itu kita anggap seperti bahaya yang datang, selama kita tidak berhubungan seksual, mendapat transfusi dari darahnya, atau pakai jarum suntik bekas dia.

“Contoh, misalnya seorang istri yang di rumah, kehidupan sehari-hari baik, tetapi karena suaminya sering jajan di luar terinfeksi HIV, kemudian menularkan ke istrinya. Sekarang salah apa istrinya sampai harus dijauhi dari masyarakat. Kalau istri dengan kehidupan sehari-hari baik, tetapi karena dia tertular HIV dari suaminya, kemudian kita jauhi, mungkin kita lebih harus mempertanyakan nurani kita,” ujarnya.

Infeksi HIV memang menular, tetapi penularannya lewat darah dan hubungan seksual, selain kedua itu, aman seperti berjabat tangan, berpelukan, ataupun berciuman. Pencegahan adalah abstinen, setia pada pasangan, pakai kondom, dan jangan gunakan jarum bekas. Untuk mengetahui bila terinfeksi HIV, maka bisa memeriksakan diri ke laboratorium RSUD Soemarno Sosroatmodjo, kemudian bila positif, segera ke poli VCT untuk mendapat obat supaya tidak jatuh ke kondisi AIDS. (PromkesRSUDKps)