Edukasi Kesehatan di Radio Tentang Mengenal Laboratorium Klinik RSUD Kapuas

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, Dwi Widjajanti, SST, selaku Kepala Instalasi Laboratorium, bersama Eyae Pratisia Tumon, Amd.Ak, dan didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RS, serta ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, Nessa, dan M. Nasrullah, mengulas tentang Mengenal Laboratorium Klinik RSUD Kapuas, pada hari Jum’at (29/08/2025).
Ibu Dwi begitu beliau disapa, menjelaskan bahwa Laboratorium klinik adalah fasilitas pelayanan yang melakukan analisis spesimen biologis dari pasien untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi kesehatan, penyakit, maupun pemantauan terapi. Spesimen biologis adalah spesimen yang berasal dari organisme hidup, seperti cairan tubuh, jaringan dan organ, dan sel. Cairan Tubuh seperti Darah, Urin, Sputum, Feses, dan cairan tubuh lainnya. Jaringan dan Organ antara lain Kulit, otot, tulang, dan berbagai organ seperti usus atau ginjal. Sel dan Materi Genetik contohnya Sel-sel dari tubuh, seperti DNA dan RNA.

“Laboratorium klinik ada berapa bidang, antara lain Laboratorium Patologi Klinik, Laboratorium Mikrobiologi Klinik, Laboratorium Patologi Anatomi, Laboratorium Parasitologi Klinik, dan Laboratorium Virologi. Adapun ruang lingkup pelayanan laboratorium yang sudah ada di RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, antara lain Laboratorium Patologi Klinik dan Laboratorium Mikrobiologi Klinik, dan Rencana pengembangan ke Laboratorium Patologi Anatomi (terkait program kementerian kesehatan – KJSU),” tambahnya.
Fungsi dari laboratorium klinik di rumah sakit antara lain untuk menegakkan Diagnosa Penyakit yaitu Membantu dokter mendeteksi dan mengidentifikasi penyakit. Monitoring yaitu Memantau perkembangan kondisi kesehatan pasien / penyakit, dan efektivitas pengobatan. Skrining seperti Mendeteksi dini penyakit pada individu sehat. Serta Riset dan Pengembangan yaitu Mendukung penelitian medis dan kesehatan.

Eyae Pratisia menambahkan penjelasan tentang fungsi skrining dari laboratorium klinik, adalah Mendeteksi sedini mungkin suatu penyakit sehingga penanganan dapat dilakukan lebih awal, contoh skiring diabetes, profil lipid, dan sebagainya. Skirining diabetes adalah tes untuk mendeteksi gula darah guna mengidentifikasi dan mengelola diabetes sejak dini, sementara skrining profil lipid adalah serangkaian tes darah untuk mengukur kadar lemak seperti kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL, yang membantu menilai resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan pencegahan penting untuk dilakukan guna mendeteksi sedini mungkin sebelum gejala penyakit muncul, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih awal untuk mencegah terjadinya komplikasi serius.
“Hasil laboratorium sangat penting dalam membantu proses diagnosis penyakit karena memberikan data objektif yang mendukung temuan klinis dari dokter. Sekitar 60–70% keputusan medis didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium. Contohnya Pemeriksaan darah bisa menunjukkan tanda-tanda infeksi, anemia, diabetes, gangguan ginjal, dan sebagainya. Tes urin bisa mengungkap adanya infeksi saluran kemih atau gangguan metabolik. Pemeriksaan kimia darah bisa menunjukkan fungsi hati, ginjal, hingga kadar elektrolit tubuh,” ujarnya.

Tidak semua pasien yang datang ke rumah sakit perlu langsung melakukan tes laboratorium. Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan jika memang diperlukan berdasarkan evaluasi medis. Biasanya, dokter akan terlebih dahulu melakukan Wawancara medis (anamnesis), Pemeriksaan fisik, dan menilai keluhan pasien. Jika dari pemeriksaan awal tersebut dokter merasa perlu memastikan diagnosis atau mengetahui kondisi organ tertentu, barulah tes laboratorium akan dilakukan. Jenis-jenis pemeriksaan di laboratorium klinik antara lain Pemeriksaan Hematologi (Pemeriksaan darah rutin, golongan darah, dll), Pemeriksaan Kimia Klinik (Gula darah, Profil Lipid, Fungsi ginjal, Fungsi hati, dll), Pemeriksaan Imuno Serologi (HIV, HbsAg, HbA1c, Syphilis, dll), Pemeriksaan Mikrobiologi (TCM TB, BTA, Gram, dll), Pemeriksaan Parasitologi (Malaria, Kecacingan, dll), dan Pemeriksaan Patologi Anatomi Khusus (Pemeriksaan Jaringan dan cairan tubuh).
Tenaga profesional kesehatan yang berkerja di laboratorium klinik, yaitu Dokter spesialis laboratorium klinik seperti Sp.PK, Sp.MK, Sp.PA, Sp.Par.K, selain itu tenaga kesehatan ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik / Analis Kesehatan. Alur pelayanan laboratorium klinik, melalui 3 Fase (Pra Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik). Pra Analitik (Penerimaan Permintaan Pemeriksaan dan registrasi pasien, pengambilan spesimen, persiapaan/preparasi spesimen, distribusi spesimen). Analitik (Analisis Spesimen, Kontrol Kualitas/QC). Pasca Analitik (Verifikasi Hasil).
Proses pengambilan dan pengolahan spesimen di laboratorium dilakukan dengan tahapan yang sangat terstruktur untuk memastikan hasilnya akurat dan aman bagi pasien. Prosesnya yaitu Persiapan Pasien, dimana sebelum pengambilan spesimen, pasien biasanya diberikan informasi mengenai persiapan pemeriksaan, misalnya harus puasa, dll. Label dan Identifikasi, dimana Setiap spesimen harus diberikan label dan identifikasi yang berisi nama, tanggal lahir, dan rekam medik agar tidak tertukar. Ini langkah penting untuk mencegah kesalahan. Pengambilan spesimen, sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pemeriksaan. Contohnya Pemeriksaan Darah Lengkap : Darah, Pemeriksaan Urin Lengkap : Urin, dan Pemeriksaan TCM, Gram, BTA : Sputum. Pengolahan spesimen, dimana Spesimen yang masuk ke laboratorium diproses sesuai jenis pemeriksaan dengan beberapa tahapan. Tahapannya melalui Pengolahan Spesimen, Verifikasi spesimen. Pemeriksaan dan pengolahan dilakukan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Validasi hasil laboratorium, dimana Hasil pemeriksaan tidak dapat langsung dikeluarkan dan diberikan kepada pasien atau dokter, harus melalui proses validasi ( validasi tekhnis, validasi klinis ), dengan tujuan untuk memastikan hasil yang disampaikan benar dan bermakna klinis. Terakhir Output / Hasil, yaitu Setelah proses verifikasi dan validasi hasil, hasil bisa diberikan.

Teknologi apa saja yang menunjang pemeriksaan laboratorium klinik. Teknologi yang membantu pemeriksaan laboratorium agar mempercepat proses hasil yang cepat, akurat dan efisien, antara lain Kimia Klinik -autoanalyzer – mesin untuk melakukan pemeriksaan kimia darah (gula darah,lemak,dll). Dry Chemistry Analyzer -pemeriksaan dengan strip / card reagen. Hematologi -automated hematologi analyzer – alat hitung darah otomatis (Darah rutin).Flow cytometry – analisis sel darah yang lebih detail (misalnya pada leukemia). Imunonologi dan Serologi – Elisa (Enzyme Liked Imunosorbent Assay) deteksi antigen/antibody ( HIV, Hepatitis,Tumor marker). CLIA (Chemilumminescence Immunoassay) lebih sensitif dan cepat dari elisa.-Rapid Tes Kit pemeriksaan cepat . Mikrobiologi -Automated Blood Culture System ; menditeksi pertumbuhan bakteri .-PCR(Polymerase Chain Reaction ) menditeksi DNA dan RNA ( misal TBC,Covid 19). Patologi Anatomi dan Molekuler – Histopatologi Automation – proses jaringan otomatis embedding,staining). Immunohistochemistry -menditeksi protein/antigen pada jaringan(kanker). Point Of Care Testing (POCT)- alat kecil portabel merupakan pemeriksaan cepat, dan Teknologi Digital dan IT-LIS (Laboratory Information System)-sistem komputerisasi untuk hasil pemeriksaan.
Waktu tunggu hasil laboratorium tergantung dari jenis pemeriksaan, 30-140 menit dan beberapa hari. Pemeriksaan yang membutuhkan waktu beberapa hari antara lain Pemeriksaan kultur (memerlukan waktu pertumbuhan mikroba), pemeriksaan jaringan (tergantung jenis pewarnaan dan IHC-Immunohistokimia), pemeriksaan genetik (tergantung metode dan kompleksitas). Sedangkan jenis pemeriksaan cepat ( menit – jam ) seperti pemeriksaan kolesterol, gula darah, darah rutin, dan sebagainya, Semua tergantung dari proses dan tahapan pemeriksaan.
Laboratorium rumah sakit menghadapi beberapa tantangan dalam menjaga kualitas pemeriksaan, antara lain, Kesalahan Pasien, dimana Informasi tidak benar yang diberikan oleh pasien kepada petugas laboratorium. Dan kurangnya pemahaman pasien terhadap penjelasan yang diberikan. Kesalahan Spesimen, dimana Spesimen yang akan diperiksa tidak memenuhi kriteria. Kontaminasi spesimen, Spesimen yang terkontaminasi oleh bakteri atau zat lain, hasil bisa salah. Transportasi dan Penyimpanan Spesimen, dimana beberapa spesimen memerlukan suhu tertentu dalam proses pengiriman dan pengolahan. Perawatan dan Kalibrasi Alat, dimana Perlunya perawatan dan dikalibrasi rutin pada alat laboratorium saat melakukan pemeriksaan agar hasilnya tepat. Sumber Daya Manusia yaitu Tenaga laboratorium harus terlatih dan selalu update dengan informasi terbaru. Keterlambatan Pelaporan Ketidakstabilan jaringan internet yang menyebabkan terganggunya penginputan data di LIS.
“Meski ada tantangan, laboratorium klinik RSUD Kapuas selalu berupaya dengan standar ketat agar hasil pemeriksaan tetap akurat dan dapat dipercaya. Pelayanan Laboratorium Klinik adalah pelayanan penunjang yang krusial untuk diagnosis, terapi, dan pencegahan penyakit, dengan standar mutu akurat, cepat, aman, dan berorientasi pada pasien,” akhir kata beliau menutup podcast kesehatan di radio. (PromkesRSUDKps)