Promkes RSUD Kapuas Lakukan Edukasi Kesehatan Di Radio Pemda Tentang Kegemukkan Pada Anak, Mencegah, dan Mengatasinya

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, Neza, mengulas tentang Kegemukkan Pada Anak, Mencegah, dan Mengatasinya, pada Hari Kamis (09/01/2025).

dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa Anak gemuk tampak menggemaskan dan merupakan idaman setiap orang tua. Ada anggapan dalam masyarakat kalau anak yang sehat pasti gemuk. Sayangnya, penambahan berat badan yang berlebihan pada anak justru dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius pada anak. Menurut WHO, obesitas atau kegemukan menyebabkan 10,3% kematian dari seluruh kematian di seluruh dunia.

Saat ini obesitas telah menjadi wabah di seluruh dunia. Hal ini disebabkan pola makan yang berlebihan dan tidak sehat, dengan semakin banyaknya gerai-gerai makanan cepat saji. Didukung juga dengan harga sayur dan buah yang lebih mahal dibandingkan dengan makanan gorengan, minuman manis, dan makanan camilan yang asin, yang merupakan salah satu penyebab tubuh cenderung kelebihan kalori.

Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, obesitas adalah akumulasi lemak abnormal yang dapat mengganggu kesehatan. Jika kegemukan terjadi pada masa balita , maka kemungkinan besar kegemukan akan menetap sampai dewasa.

“Ada cara mudah untuk mengetahui apakah seorang anak itu obesitas atau normal, yaitu Bayi normal akan bertambah 2 kali lipat pada usia 5 bulan. Contoh : berat badan saat lahir 3 kg, maka pada usia 5 bulan berat badan idealnya adala 2×3 = 6 kg. Pada usia 1 tahun, perkiraan berat badan ideal adalah 3 kali lipat berat badan lahir. Contoh : bila berat badan lahir 3 kg, maka saat usia 1 tahun, berat badan ideal adalah : 3×3= 9 kg. Berat ideal anak dari usia 2 – 11 tahun dapat di hitung dengan rumus 8 + (2x umur) kg. contoh : anak usia 5 tahun, berat idealnya adalah : 8 + (2×5) = 18 kg,” ujar beliau menjelaskan.

Pada dasarnya obesitas atau kegemukan dapat menyerang siapa saja dan di segala usia. Tetapi penyebab pasti obesitas pada anak tidak diketahui secara pasti. Diduga obesitas pada anak disebabkan adanya pengaruh antara faktor genetik dan faktor non genetik. Faktor genetik obesitas pada anak dan remaja lebih besar jika orang tua memiliki riwayat obesitas. Faktor non genetik, antara lain Gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik; pola makan yang tidak sehat, misalnya, makan dalam jumlah besar, makanan yang banyak mengandung lemak, makanan dan minuman manis, makanan asin, gorengan, makanan rendah serat. Semua ini memicu terjadinya obesitas. Faktor psikologi rasa stress dan depresi dapat memicu obesitas pada anak dan remaja. Hal ini dikarenakan kondisi tersebut akan mendorong anak melampiaskan perasaan tersebut dengan banyak makan sebagai pelarian.

Hal yang ditakutkan bila anak obesitas dapat membahayakan anak dan remaja karena dapat menimbulkan beberapa komplikasi, antara lain Penyakit jantung dan pembuluh darah, Penyakit kencing manis, gagal ginjal, Penyakit tekanan darah tinggi, Meningkatnya kadar kolesterol dimana hal ini dapat menimbulkan penyakit jantung koroner, dan stroke, Gangguan pola tidur, Penyakit pernafasan, Penyakit perlemakan hati non-alkoholik, Masalah pada otot dan tulang, serta Gangguan psikologis.

Kunci untuk mencegah dan mengatasi anak obesitas adalah Memastikan anak telah menerapkan pola makan sehat dan mengajaknya beraktifitas fisik lebih teratur, sehingga berat badannya dapat turun. Penurunan berat badan harus secara bertahap, sebaiknya berat badan anak berkurang 0,5-0,9 kg dalam 1 bulan untuk obesitas yang tidak parah, dan 1 minggu untuk obesitas yang parah. Pola makan sehat dimana Orang tua memiliki peran penting dalam menentukan makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi anak. Upayakan untuk mengganti makanan kemasan dengan buah-buahan, dan sayuran segar. Batasi makan di luar, terutama restoran cepat saji yang banyak menawarkan makanan tinggi gula, tinggi garam, tinggi lemak. Upayakan untuk memasak makanan sendiri. Hindari memberi makanan sebagai hadiah. Lebih baik mengubah pola makan sehat dalam jangka panjang daripada seketika membatasi semua makanan tinggi kalori. Memaksakan perubahan pola makan secara drastis cenderung tidak bertahan lama. Mengajak anak beraktivitas. Beraktivitas fisik tidak harus selalu berolahraga berat. Sebaliknya aktivitas fisik yang disukai akan lebih berhasil untuk mengajak anak melakukan hal ini. Sebaiknya membatasi anak menggunakan gawai atau gadget. Untuk anak pra sekolah, penggunaan gawai tidak lebih dari 1 jam setiap hari. Sementara anak yang lebih besar, ingatkan untuk meluangkan waktu dengan berolahraga di sela-sela waktu dimana ia harus atau mengerjakan tugas di depan komputer.

Makanan yang direkomendasikan untuk mencegah obesitas, antara lain Meningkatkan asupan sayuran dan buah-buahan, Mengurangi asupan makanan berbahan dasar produk hewani yang tinggi lemak jenuh, seperti daging sapi dan daging kambing yang berlemak, dan meningkatkan makanan berbahan dasar ikan dan kacang-kacangan (tempe dan tahu), Mengurangi asupan sumber makanan manis dan mengandung gula dalam jumlah tinggi, seperti kue, manisan, biskuit. Mengurangi asupan minuman manis dan mengandung gula dalam jumlah tinggi, misalnya, teh dalam kemasan, soda, sirup, es krim. Membiasakan minum air putih yang cukup. Mengurangi asupan makanan terproses, seperti, nugget, sosis, bakso, dan sebagainya.

Beberapa tips untuk mencegah anak menjadi obesitas dengan cara Memberi ASI pada bayi sampai usia 2 tahun, merupakan tindakan bijaksana untuk mencegah anak menjadi obesitas. Pemberian susu formula yang berasal dari susu sapi, merupakan salah satu penyebab bayi atau anak menjadi obesitas. Hal ini dikarenakan lemak susu sapi lebih tinggi dari lemak ASI. Lemak susu sapi disiapkan untuk pertumbuhan tubuh anak sapi bukan untuk anak manusia. Beri makanan sesuai dengan tahapan umur bayi/ anak. Setelah anak usia 2 tahun, anak memerlukan susu pendamping , tentu pilihan susunya adalah susu sapi. Jika anak sudah gemuk, pilihlah susu nonfat atau susu rendah lemak. Anak hanya membutuhkan kandungan protein dalam susu.

“Orangtua menjadi role model atau contoh bagaimana menjalankan gaya hidup sehat pada anak. Dengan berperilaku hidup sehat, Anda tidak hanya mengajari anak bagaimana hidup sehat, tetapi juga berguna untuk ksehatan Anda sendiri. Mulailah mengajari anak hidup sehat sedini mungkin. Kebiasaan ini akan lebih mudah diajarkan pada usia dini karena anak-anak belum terlalu banyak pilihan. Biasakan makan bersama dengan anak-anak. Dengan makan bersama Anda dapat memonitor apa yang dimakan oleh anak-anak,” akhir kata beliau menutup edukasi kesehatan. (PromkesRSUDKps)