Waspada Demam Berdarah Promkes RSUD Kapuas Lakukan Edukasi di Radio Pemda Kapuas

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 91,4 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, Ibu Wulan dan Rafa, mengulas tentang Waspada Demam Berdarah, Jum’at (21/6/2024).

dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini menyebabkan nyamuk berkembang biak lebih cepat terutama nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah. Saat ini semua kecamatan di Kapuas sudah ada kasus DBD dan bahkan sudah ada kasus kematian akibat penyakit ini.

Di Indonesia, DBD merupakan penyakit yang senantiasa ada sepanjang tahun, sehingga disebut penyakit endemis. Kelompok umur yang sering terkena adalah anak-anak umur 4-10 tahun. Tetapi ada pula yang mengenai bayi umur 1 tahun. Tetapi akhir-akhir ini banyak juga dialami orang dewasa. Penyakit ini menyerang baik laki-laki maupun perempuan. Penyakit DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ada dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, yang akan ditularkan ke manusia saat nyamuk menggigit manusia. Penyebaran penyakit ini terutama diakibatkan oleh urbanisasi, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, dan perjalanan internasional ke daerah-daerah endemis, seperti di Afrika dan Asia, juga di beberapa negara berkembang di benua Amerika.

Penyebab DBD adalah virus dengue dari genus Flavivirus, family Flaviviridae. Di Indonsia dikenal 2 jenis virus penyebab demam berdarah, yaitu virus dengue dan virus chikunguya. Di Indonesia, virus dengue merupakan penyebab terpenting dari demam berdarah, itulah sebabnya penyakit demam berdarah di Indonesia dikenal dengan nama demam berdarah dengue (DBD). Virus ini ditularkan ke manusia melalui nyamuk Aedes aegypti, yang menggigit terutama pada pagi harridan menjelang senja. Ciri khas nyamuk ini adalah kakinya yang bergaris hitam putih, sehingga juga dinamakan nyamuk harimau (tiger mosquito).

Setelah mengalami gigitan nyamuk, sekitar 3-10 hari akan timbul gejala. Gejala utamanya adalah demam tinggi sampai mencapai 40⁰C, menggigil, nyeri persendian dan otot, sakit kepala berat, mual-muntah. Setelah 2-4 hari demam mendadak hilang, setelah 24 jam demam naik lagi. Inilah karakteristik demam atau panas pada penyakit DBD. 2-4 hari setelah timbul gejala biasanya timbul perdarahan di bawah kulit, mimisan, atau gusi berdarah. Bila mengalami gejala ini sebaiknya penderita di rawat di rumah sakit untuk pemantauan lebih lanjut, hal ini untuk mencegah terjadinya syok pada penderita, dimana tekanan darah akan turun, denyut nadi melemah dan cepat, dan bahkan terjadi perdarahan hebat, yang dapat berakhir dengan kematian.

dr. Erny mengatakan penanganan penyakit ini adalah kebutuhan cairan. Hal ini dikarenakan pada penyakit DBD terjadi kerusakan pada dinding pembuluhdarah sehingga terjadi kebocoran plasma (cairan bening darah) keluar dari pembuluh darah yang dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan). Oleh sebab itu penderita disarankan banyak minum, terutama berupa larutan rehidrasi misalnya oralit. Karena sampai saat ini belum ada obat khusus untuk membunuh virus maka, terapi yang diberikan hanya bersifat simtomatis yaitu mengatasi keluhan penderita, misalnya bila demam diberi obat untuk menurunkan demamnya misalnya parasetamol, bila ada mual muntah diberi obat untuk mengatasi mual muntahnya tersebut. Disamping itu juga diperlukan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penderita DBD harus istirahat di tempat tidur (bed rest), untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Dengan terapi penunjang yang baik, dapat mencegah kematian, tetapi bila diabaikan dapat menyebabkan kematian sampai 50%.

dr. Erny Indrawati

Bila seseorang di curigai menderita demam berdarah mengalami Demam yang tinggi ≥ 39⁰C, Muntah terus menerus, Tidak dapat atau tidak mau minum sesuai anjuran, Kejang, Perdarahan, misalnya gusi berdarah, mimisan, Nyeri perut hebat. Timbul gejala syok; gelisah, atau tidak sadarkan diri; nafas cepat, seluruh badan teraba lembab (basah); bibir dan kuku kebiruan; anak merasa haus (tanda dehidrasi/ kekurangan cairan); kencing berkurang atau tidak ada kencing sama sekali (tanda dehidrasi/ kekurangan cairan). Hasil pemerikasaan laboratorium menunjukkan peningkatan kekentalan darah (hematokrit yang tinggi) dan atau penurunan jumlah trombosit.

Ditambahkan beliau, menghindari gigitan nyamuk terutama pada pagi sampai sore hari, dengan cara mengenakan pakaian yang menutupi kulit; lengan panjang, celana panjang dan kaos kaki, Menggunakan obat penangkal serangga pada kulit dengan mengoleskan ke bagian tubuh yang terbuka (wajah, leher, tangan dan pergelangan kaki), Mencegah nyamuk memasuki kamar dengan menggunakan kelambu. Memberantas sarang nyamuk, dengan cara Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampungan air lemari es, tempat minum burung, Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, container air, Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat penampungan air. 10 gram abate untuk 100 liter air. Selain itu, saat ini telah ada vaksin dengue tetravalent, yang mengandung virus hidup rekombinan atau yang dilemahkan untuk mencegah DBD dan telah dilisensikan untuk negara-negara endemik demam berdarah.

“Hal terpenting adalah segera membawa penderita demam 1-3 hari ke layanan kesehatan, segera beri banyak minum, baik air putih, susu, oralit, kuah sayur, dll, untuk menghindari pengentalan darah. Penderita DBD sebaiknya di rawat di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang optimal. Di musim hujan seperti saat ini, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk sebaiknya dilakukn di sekitar rumah,” akhir kata beliau menutup siaran edukasi di radio. (PromkesRSUDKps)

Narasumber : dr. Erny Indrawati

Editor/Adminkes : Popo Subroto, SKM, M.I.Kom