Edukasi Kesehatan di Radio Tentang Hubungan Antara Penyakit Kolesterol Dengan Penyakit Disfungsi Seksual

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber Kastalani, SKM, M.A.P, selaku Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Mutu Pelayanan, didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RS, mengangkat tema materi dari Karya Ilmiah Gayatri Putri Sholeha, S.Ked, selaku Staf Mutu Pelayanan Rumah Sakit, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, mengulas tentang Hubungan Antara Penyakit Kolesterol Dengan Penyakit Disfungsi Seksual, pada hari Kamis (10/07/2025).

Bapak Kastalani begitu beliau disapa, menjelaskan bahwa definisi dari Hiperkolesterolemia atau yang sering disebut dengan penyakit kolesterol tinggi, adalah kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal. Hiperkolesterol berarti tubuh memiliki terlalu banyak kolesterol di dalam darah. Kolesterol adalah zat lemak yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun sel dan membuat hormon, tetapi jika jumlahnya berlebihan, bisa menempel di dinding pembuluh darah dan menyumbat aliran darah. Kolesterol total mencakup kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida. Kadar nilai kolesterol total dibedakan menjadi tiga, yaitu normal <200 mg/dl, ambang batas tinggi > 200-239 mg/dl, dan tinggi > 240 mg/dl.

Dampak dari hiperkolesterolemia apabila tidak terkontrol, kolesterol tinggi bisa menyebabkan Penumpukan kolesterol di pembuluh darah (aterosklerosis) Saat kadar kolesterol dalam darah tinggi, terutama jenis kolesterol jahat (LDL), kolesterol ini menempel pada dinding dalam pembuluh darah arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh). Kolesterol ini lama-lama membentuk plak (lapisan lemak yang keras) bersama zat lain seperti kalsium dan sisa sel. Penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) dimana plak yang menumpuk menyebabkan pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Ini membuat Aliran darah terhambat, Oksigen dan nutrisi sulit mencapai organ dan jaringan tubuh, serta Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Serangan jantung, jika plak pecah (karena tekanan darah tinggi atau faktor lainnya), tubuh akan menganggapnya sebagai “luka” dan membentuk gumpalan darah (trombus) untuk menutupnya. Gumpalan ini bisa menyumbat pembuluh darah koroner (yang memberi darah ke otot jantung) sepenuhnya. Akibatnya, bagian jantung tidak mendapat oksigen dan terjadi serangan jantung (infark miokard). Stroke (serangan otak) dimana prosesnya mirip seperti serangan jantung, tetapi terjadi di pembuluh darah otak. Jika suplai darah ke otak tersumbat. Bagian otak tersebut mati atau rusak, maka terjadilah stroke iskemik. Gangguan sirkulasi darah lainnya. Penyempitan di pembuluh darah kaki, Penyakit arteri perifer hingga kaki mudah nyeri saat berjalan. Penyumbatan di pembuluh ginjal hingga gagal ginjal, serta bisa juga menyebabkan tekanan darah tinggi karena pembuluh makin sempit.

“Ibarat ilustrasi sederhana, bayangkan pembuluh darah seperti pipa air, dan kolesterol jahat seperti lemak yang mengerak dalam pipa. Semakin tebal keraknya, aliran air (darah) jadi makin kecil dan bisa mampet total,” tambahnya.

Selanjutnya pengertian Disfungsi seksual merupakan masalah atau gangguan yang membuat seseorang sulit atau tidak bisa menikmati aktivitas seksual dengan normal. Lebih sederhana lagi, disfungsi seksual adalah saat seseorang merasa ada yang tidak beres saat melakukan hubungan intim, misalnya Kesulitan untuk ereksi, Kurangnya gairah atau hasrat seksual, Tidak bisa mencapai orgasme, Rasa sakit saat berhubungan, atau masalah lain yang membuat hubungan seksual jadi tidak nyaman atau tidak memuaskan.

Dijelaskan lebih lanjut, jenis-jenis disfungsi seksual pada pria antara lain Disfungsi ereksi (impotensi), tidak mampu mendapatkan atau mempertahankan ereksi, Ejakulasi dini dimana klimaks (orgasme) terjadi terlalu cepat, sering kali sebelum atau segera setelah penetrasi. Ejakulasi tertunda atau tidak bisa ejakulasi dan sulit atau tidak bisa mencapai orgasme meskipunn ada rangsangan. Kehilangan gairah seksual atau tidak memiliki keinginan untuk berhubungan seksual. Sedangkan pada wanita antara lain hasrat seksual rendah dan tidak tertarik atau tidak berminat melakukan hubungan intim. Masalah rangsangan atau tidak cukup “terangsang”, seperti tidak ada pelumasan alami. Kesulitan orgasme (anorgasmia) atau tidak bisa mencapai orgasme meskipun sudah cukup dirangsang. Nyeri saat berhubungan (dispereunia atau vaginismus) yaitu timbul rasa sakit saat melakukan hubungan seksual, bisa karena fisik atau psikologis. Dispareunia atau rasa nyeri atau sakit saat berhubungan seksual, terutama saat penetrasi. Vaginismus atau kondisi saat otot-otot disekitar vagina mengencang secara tidak sadar sehingga penetrasi menjadi sangat sulit atau tidak bisa sama sekali.

Hubungan hiperkolesterolemia dengan disfungsi seksual, yaitu Kolesterol yang tinggi pada wanita ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total dalam darah. Jika kolesterol terlalu banyak, maka tubuh akan lebih cepat membentuk plak lemak di dinding pembuluh darah. Akibatnya pembuluh darah menjadi kaku dan tidak elastis, Produksi zat penting bernama nitrit oksida (NO) yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah jadi terganggu, dan saraf juga bisa ikut rusak karena terlalu banyak radikal bebas, hal inilah yang dapat menyebabkan gangguan hubungan seksual yang dijelaskan sebelumnya.

“Pengelolaan kolesterol tinggi bisa dilakukan dengan, obat penurun kolesterol (seperti statin, fibrat dan lainnya), dan penerapan gaya hidup sehat (makan makanan sehat, olahraga dan berhenti merokok). Penanganannya biasanya mengandalkan beberapa hal, yaitu Perubahan gaya hidup sehat, Menjaga pola makan dengan metode Isi piringku yang merupakan bagian dari Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang dikeluarkan oleh Kemenkes pada tahun 2017 sebagai pengembangan dan pengganti slogan 4 sehat 5 Sempurna, Rutin berolahraga, Menurunkan berat badan jika berlebihan, Mengurangi stress, Mengontrol kadar gula darah dengan baik terutama bagi wanita dengan diabetes atau pra-diabetes, Psikoterapi atau konseling terutama jika ada masalah psikologis seperti stress, trauma, atau kecemasan yang mengganggu gairah seksual, dan pemberian obat-obatan tertentu dimana obat diberikan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing sesuai resep dari dokter,” pungkasnya menutup edukasi kesehatan. (PromkesRSUDKps)