Edukasi Kesehatan Di Radio Pemda Peringati Hari Malaria Sedunia Tahun 2025 Bersama Promkes RSUD Kapuas

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Lutfi Dewanda Nugroho, selaku Dokter Umum, didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, Joni Setiawan Ihsan, mengulas tentang Peringatan Hari Malaria Sedunia, pada hari Rabu (30/04/2025).
dr. Lutfi yang bertugas sebagai Dokter Umum di Unit Gawat Darurat RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa Hari Malaria Sedunia 2025 atau World Malaria Day jatuh setiap tanggal 25 April. Hal ini ditetapkan oleh negara anggota WHO selama Sidang Kesehatan Dunia pada tahun 2007. Pada Hari Malaria Sedunia 2025 ini, WHO mempromosikan tema “Malaria Berakhir Bersama Kita: Berinvestasilah Kembali, Bayangkan Kembali, Nyalakan Kembali”, sebuah seruan kampanye yang bertujuan untuk menghidupkan kembali upaya kesehatan di semua tingkatan, dari kebijakan global hingga aksi masyarakat, untuk mempercepat kemajuan menuju eliminasi malaria.
Pengertian Malaria adalah salah satu penyakit yang mematikan di dunia, dan banyak ditemukan di daerah tropis seperti indonesia. Itulah sebabnya, pemerintah terus berupaya mengatasi penyakit ini demi mewujudkan Indonesia bebas malaria pada tahun 2025.

Penyakit malaria disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, yang beredar pada petang sampai pagi hari. Parasit ini akan menetap di organ hati, berkembang biak, kemudian menyerang sel-sel darah merah. Malaria tidak ditularkan melalui kontak langsung dari orang ke orang, melainkan gigitan nyamuk. Namun, malaria bisa juga ditularkan dengan cara-cara seperti dari ibu kepada bayi dalam kandungannya, Jarum suntik, Tranfusi darah, dan Transplantasi organ.
Terdapat empat jenis parasit plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi malaria pada manusia, yaitu Plasmodium Vivax yang merupakan Penyebab malaria tertiana ringan yang terjadi setiap 3 hari. Jenis malaria ini adalah yang paling umum dan banyak terjadi. Plasmodium Falciparum, Penyebab malaria tropika yang banyak ditemukan di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Jika tidak ditangani dengan baik, malaria tropika dapat menimbulkan gangguan pada otak dan sistem saraf, serta kelumpuhan dan kejang. Plasmodium falciparum, yang menempati urutan pertama penyebab kematian akibat malaria. Plasmodium Malariae yang merupakan Penyebab malaria quartana yang jarang terjadi. Gejala yang timbul berselang empat hari sekali, seperti demam dan menggigil. Serta Plasmodium Ovale merupakan Penyakit malaria yang jarang terjadi, dan banyak ditemukan di negara-negara Afrika, Ghana, Nigeria dan Liberia. Gejalanya mirip seperti malaria quartana, yaitu demam dan menggigil, nyeri sendi dan diare. Parasitnya bisa menetap di organ hati hingga 4 tahun, hingga penyakit ini bisa kambuh kembali.
“Waspadai jika Anda mengalami berbagai keluhan ini, karena bisa jadi merupakan gejala penyakit malaria. Gejala-gejala ini bisa muncul beberapa minggu setelah tergigit nyamuk dan terinfeksi parasit plasmodium, antara lain Demam, Menggigil (panas dingin), Sakit kepala, Berkeringat, Lesu dan letih, Mual dan sakit perut, Muntah, Diare, Nyeri otot, Hilang selera makan, Napas cepat, dan Detak jantung meningkat”, tambahnya.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi malaria, yaitu Usia, dimana Anak berusia di bawah lima tahun lebih rentan terinfeksi penyakit malaria. Orang tua dan wanita hamil juga memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit malaria. Tempat tinggal, dimana orang-orang yang tinggal di wilayah tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia, lebih rentan terkena penyakit ini, karena nyamuk penyebab malaria hidup di iklim tropis. Minim fasilitas kesehatan, minimnya akses dan ketersediaan fasilitas kesehatan di suatu wilayah dapat meningkatkan risiko penularan dan berkembangnya penyakit menjadi kondisi yang lebih buruk.
Penularan infeksi malaria bisa dicegah jika kita tahu apa itu malaria dan melakukan berbagai hal berikut ini Tingkatkan daya tahan tubuh, dengan Pola makan sehat dan bergizi seimbang, Beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, Cukup tidur, Cukup minum air putih, Tidak merokok, Hindari minuman beralkohol, Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan memasang kawat/kasa di jendela dan ventilasi rumah, Menyemprot ruangan dengan obat anti nyamuk, Tidur memakai kelambu atau oleskan krim anti nyamuk, Memakai pakaian tertutup, seperti kemeja lengan panjang dan celana panjang jika keluar rumah di malam hari, Menjaga kebersihan lingkungan, dengan Membersihkan lingkungan dan peralatan rumah tangga secara rutin, Tidak membiarkan air tergenang di sekitar rumah, Menutup penampungan air jika sedang tidak digunakan, Tidak menggantung pakaian atau kain bekas pakai dekat tempat tidur.

Penyakit malaria bisa disembuhkan dengan penggunaan obat-obatan. Lama pengobatannya tergantung dari kapan dan lokasi seseorang terinfeksi, usia, dan kondisi (sedang hamil, komplikasi penyakit lainnya). Namun, secara umum penyakit malaria bisa disembuhkan dalam dua minggu dengan pengobatan yang tepat. Berikut adalah obat-obatan yang biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria antara lain Pil Kina atau klorokuin fosfat merupakan obat untuk memerangi infeksi parasit, dan Terapi Kombinasi Berbasis Artemisinin (ACT), dimana Kementerian Kesehatan RI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) sebagai pengobatan untuk menyembuhkan penyakit malaria. Terapi ini memadukan dua atau lebih obat untuk melawan parasit malaria dengan cara yang berbeda, seperti artemether-lumefantrine (Coartem) dan artesunate-mefloquine.
Apabila malaria tidak diobati dan ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang membahayakan kesehatan, bahkan kematian. Beberapa gangguan kesehatan yang timbul jika malaria tidak diobati, antara lain Anemia, Kerusakan pada otak, Kegagalan organ tubuh, Gangguan pernapasan, dan Kerusakan pada sistem saraf.
“Segera periksakan diri ke dokter praktik, puskesmas, atau rumah sakit, jika mengalami gejala-gejala terkena malaria seperti di atas untuk mendapatkan penanganan kesehatan yang tepat dan akurat. Tetap konsisten menjalankan pola hidup sehat dan mempelajari lebih banyak apa itu malaria, agar kita semua bisa mewujudkan Indonesia bebas malaria tahun ini dan seterusnya,” akhir kata beliau menutup edukasi kesehatan. (PromkesRSUDKps)