Edukasi Kesehatan Tentang Mengelola Stress Dengan Benar di Radio Diskominfo Bersama Promkes RSUD Kapuas

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, mengulas tentang Mengelola Stress Dengan Benar, pada Kamis (27/02/2025).
dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa Stress adalah respon alami manusia saat menghadapi sebuah kondisi yang dirasakan seseorang saat menghadapi tantangan, atau berada dalam situasi yang mengharuskan menyesuaikaan diri secara cepat dengan sebuah perubahan.

Setiap manusia pasti pernah mengalami stress, dari bayi sampai lansia, semua bisa mengalami hal ini. Pada bayi misalnya, rasa lapar, kelelahan, itu salah satu stress pada bayi. Pada anak misalnya, kehilangan mainan, kehilangan teman, PR dari sekolah, ulangan/ ujian, pindah sekolah, dan masih banyak yang lain. Pada remaja misalnya, kasih tak sampai, menentukan jurusan sekolah, pembulian, dll. Pada orang dewasa misalnya, kehilangan pekerjaan, kehilangan pasangan hidup, tuntutan pekerjaan, dan sebagainya.
“Banyak orang menganggap bahwa stress itu negatif atau besifat buruk, sehingga mencari berbagai cara untuk menghindari stress. Tetapi stress juga dapat bersifat positif (eustress) saat kita dapat mengelola stress dengan benar, yaitu dengan menjadikan stress sebagai pemacu dan motivator untuk kita lebih maju, kreatif, dan lebih bahagia. Eustress diperlukan misalnya untuk membantu kita menyelesaikan pekerjaan sebelum tenggat waktu yang diberikan, mengejar prestasi atau pencapaian, dan lain sebagainya. Tetapi sebaliknya, stress negatif (distress), timbul ketika kita tidak sanggup mengatasi tekanan atau tantangan yang dihadapi. Distress adalah perasaan tidak nyaman, kewalahan, cemas, dan gelisah, yang jika berkelanjutan dengan intensitas tinggi, lama kelamaan akan merusak kesehatan mental,” tambahnya.
Stress negatif (distress), ada dua jenis, yaitu Stress akut, terjadi ketika dihadapkan pada situasi yang mendesak atau membahayakan. Misalnya, berada di jalan yang sangat macet yang berpotensi membuat kita terlambat; atau melihat orang menyeberang jalan, sehingga harus menginjak rem dengan cepat. Stress jenis ini biasanya berlangsung dalam jangka pendek, mudah ditangani, dan akan mereda dengan sendirinya jika pemicu stress sudah hilang. Kemudian Stress kronis, yang berlangsung lebih lama, hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. contoh, menghadapi masalah keuangan, konflik rumah tangga, masalah pekerjaan. Biasanya stress jenis ini sering kali diabaikan, dianggap hal biasa. Stress kronis yang tidak diselesaikan dapat menimbulkan berbagai-bagai gangguan kesehatan, baik fisik maupun psikis.

dr. Erny begitu beliau disapa menambahkan bahwa penyebab stress pada bayi/ anak yaitu stress terjadi ketika mereka tidak bisa menghadapi situasi yang mengandung ancaman, situasi sulit, atau situasi yang menyakitkan, antara lain Perasaan lapar/ haus pada bayi, Pikiran atau perasaan negatif tentang diri sendiri, Perubahan fisik, misalnya permulaan pubertas, Beban belajar, misalnya ulangan atau bertambahnya pekerjaan rumah seiring waktu, Masalah dengan teman di sekolah, Perubahan besar, seperti pindah rumah, pindah sekolah, atau perpisahan orang tua, Penyakit kronis, masalah keuangan di keluarga, atau kematian orang terdekat, Situasi rumah atau lingkungan sekitar yang tidak aman, Penyebab stress pada orang dewasa, antara lain Beban kerja, Masalah ekonomi/ keuangan, Peristiwa buruk, misalnya, perceraian, kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, Penyakit kronis, Perasaan tidak aman tentang masa depan, misalnya, masalah pendidikan, masalah karir, Lingkungan yang tidak aman, misalnya, tinggal di daerah konflik, tinggal di daerah yang sering kerampokan, tinggal di daerah yang sering mengalami bencana alam. Pada kebanyakan orang, perasaan stress akan mereda dengan sendirinya jika sumber stress telah teratasi, atau sudah bisa beradaptasi dengan situasi yang membuat stress.
Tanda dan gejala stress dapat diketahui pada saat kita mengalami stress tubuh akan merespon dengan mengeluarkan hormon kortisol dan hormon adrenalin, yang akan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat, nafas lebih cepat (terengah-engah), otot menegang, tekanan darah meningkat. Beberapa ciri-ciri orang mengalami stress, yaitu Gejala fisik berupa sakit kepala, telinga mendengung, jantung berdebar-debar, mual, gangguan pencernaan (diare, atau sembelit), sulit tidur, berkeringat dingin, perubahan berat badan (bertambah kurus, atau bertambah gemuk), gairah dan kemampuan seksual menurun. Gejala psikis berupa mudah marah meledak-ledak, menarik diri dari teman atau keluarga, suasana hati mudah berubah-ubah, sering merasa kebingungan, merasa tidak berguna (hopeless), pikiran dan perasaan tidak tenang. Gejala kognitif berupa mudah lupa, pesimis, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan. Gejala perilaku seperti sulit berkonsentrasi, tidak bisa mengendalikan rasa takut dan panik, perilaku yang menyimpang misalnya kecanduan merokok, minuman beralkohol, berpikir untuk mengakhiri hidup. Hal-hal yang perlu kita lakukan untuk mengatasi atau mengelola stress antara lain, Menemukan penyebabnya. Mengetahui faktor penyebab stress merupakan langkah pertama untuk mengatasi stress. Menemukan solusinya. Mulailah dengan solusi yang paling mudah dilakukan dan susun rencana selanjutnya untuk mengatasi stress. Misalnya, tuntutan pekerjaan yang terlalu besar, lakukan menyesun skala prioritas dan tentukan tenggat waktunya dengan melibatkan teman-teman untuk membantu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Konsultasi dengan tenaga professional. Jika kita tidak dapat menemukan penyebab stress dan solusinya, mintalah bantuan tenaga profesional, seperti psikiater, psikolog.

Tips mengelola stress yang benar dapat dilakukan dengan cara, Self talk positif (bicara positif pada diri sendiri), apabila kita stress sering tanpa kita sadari kita berbicara pada diri sendiri, bahkan mungkin berteriak dan itu hal yang tidak boleh karena mengatakan hal-hal negatif terhadap diri sendiri justru akan meningkatkan stress, jadi mengapa kita tidak mengganti kata-kata negatif tersebut dengan kata-kata positif yang dapat membantu kita menenangkan diri dan mengurangi stress. Lakukan aktivitas-aktivitas yang dapat dapat menghilangkan stress. Lakukan hal-hal yang membahagiakan diri Anda. Ada beberapa aktivitas yang mungkin dapat bermanfaat menghilangkan stress, antara lain Mengobrol dengan teman, Anda dapat menceritakan masalah Anda pada teman dekat atau teman yang Anda percaya, hal ini dapat mengurangi stress yang Anda alami. Mendengarkan musik, cobalah beristirahat dan dengarkan musik yang tenang, seperti musik klasik, suara laut, suara alam. Musik jenis ini memiliki efek positif pada otak dan tubuh karena dapat mengurangi hormon kortisol (hormon stress) dan dapat menurunkan tekanan darah. Menonton film komedi. Dengan menonton film komedi dapat membuat tertawa. Saat kita tertawa maka tubuh mengeluarkan hormon endorphin yang dapat menimbulkan rasa bahagia, sehingga dapat memperbaiki suasana hati. Disamping itu juga terjadi penurunan kadar hormon kortisol dan adrenalin (hormon pemicu stress). Mengerjakan hal-hal yang Anda senangi, misalnya memasak, berkebun, jalan-jalan dengan hewan peliharaan, menjahit, membaca buku,dan lain-lain. Berolahraga, dimana saat berolahraga tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin (hormon bahagia) yang dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks, suasana hati menjadi lebih baik. Dengan berolahraga dapat mengalihkan pikiran Anda dari masalah atau faktor pemicu stress. Mengonsumsi makanan sehat. Hindari makanan minuman pemicu stress, antara lain alkohol, kopi, tinggi gula, tinggi garam (asin). Perbanyak makan ikan, sayuran, buah-buahan, teh hijau, kacang-kacangan, atau makanan yang banyak mengandung vitamin B dan magnesium, yang berperan dalam mengatur suasana hati. Tidur cukup. Tidur 7-8 jam setiap malam. Saat tidur otak dan tubuh juga akan beristirahat. Ciptakan suasana nyaman saat akan tidur, misalnya dengan menjauhkan gadget, redupkan lampu, memasang aroma terapi yang menenangkan untuk membantu Anda tidur terlelap. Cara ini merupakan penghilang stress paling efektif. Tenangkan pikiran dengan teknik pernafasan dalam. Sering kita mendengar kata-kata ‘tarik nafas dalam-dalam’ saat kita stress. Ternyata hal ini merupakan salah satu teknik yang termudah dan tercepat yang dapat kita lakukan saat menghadapi keadaan yang memicu stress. Dengan pernafasan dalam maka oksigen yang masuk kedalam darah akan lebih banyak dan hal ini dapat menjernihkan pikiran. Teknik pernafasan dalam dengan cara duduk di kursi dengan kaki menapak ke lantai atau duduk bersila, letakkan tangan di lutut. Kemudian tarik nafas dalam-dalam lewat hidung rasakan aliran udara memenuhi rongga dada, kemudian hembuskan nafas perlahan-lahan lewat mulut. Lakukan teknik ini selama 3-5 menit, serta Beribadah dan mendekatkan diri pada Tuhan.

“Cara kita sebagai orang tua mengatasi anak yang mengalami stress, dimana perlu diingat bahwa anak-anak pun juga bisa mengalami stress. Sehingga orang tua mempunyai peran penting dalam membantu anak-anak menghadapi stress, dengan cara Mengenali pemicu stress. Bantu mereka mengenali dan mencatat penyebab stress yang dialami. Kemudian bersama-sama mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Memberikan rasa kasih sayang. Mengajak mereka berbicara tentang masalahnya, berbicaralah dengan lemah lembut dan yakinkan mereka bahwa semua ada jalan keluarnya. Dengan pelukan yang hangat juga dapat menenangkan perasaan mereka. Menjadikan diri Anda (orang tua) sebagai panutan. Ceritakan pada anak Anda, cara Anda mengatasi stress, dengan menceritakan pengalaman pribadi Anda, sehingga mereka mendapat inspirasi dalam mencari cara mengelola stress yang dihadapinya. Membangun kemampuan berpikir positif. Dengan berpikir positif tentang diri sendiri, akan meningkatkan rasa percaya diri . Membangun kebiasaan sehat. Dengan makanan yang sehat dan istirahat/ tidur yang cukup, anak akan lebih mampu menghadapi stress,” tambahnya.
Stress adalah pengalaman yang manusiawi yang bisa dialami oleh siapa saja, dari bayi sampai lansia. Seiring waktu dan dengan beberapa teknik sederhana kita dapat mengatasi stress dengan benar. Penting bagi orang tua membantu anaknya mengetahui cara-cara menghadapi situasi stress, sehingga bila timbul stress pada anak maka anak tersebut dapat segera mengatasinya. Bila stress yang Anda atau anak Anda alami sampai berdampak pada kehidupan keseharian, berarti Anda atau anak Anda memerlukan bantuan tenaga profesional (psikolog, psikiater) untuk mengatasi stress tersebut. (PromkesRSUDKps)