Edukasi Kesehatan Di Radio Pemda Tentang Mengenal Kanker Serviks Atau Kanker Leher Rahim Bersama Promkes RSUD Kapuas
![](https://rsud-soemarno.go.id/wp-content/uploads/2025/01/fca9a2d8-c725-4eb3-92f2-1595d655c8b1.jpg)
KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, mengulas tentang Mengenal Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim, pada Hari Kamis (30/01/2025).
dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa sampai saat ini, kanker serviks atau kanker leher rahim masih merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia, terkait dengan angka kejadian dan angka kematian yang tinggi. Menurut WHO, di seluruh dunia ditemukan sekitar 662.000 kasus baru kanker serviks di tahun 2022 dan lebih dari 342.000 kematian. Sehingga menurut WHO kanker serviks merupakan kanker keempat yang paling sering terjadi pada perempuan. Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan kedua (dibawah kanker payudara, 16,6% dari seluruh kasus kanker) dengan jumlah kasus sekitar 9,2 % dari total kasus kanker. Melihat data-data diatas maka penting bagi setiap perempuan mengenal apa itu kanker serviks, apa gejalanya, bagaimana penanganannya, dan bagaimana pencegahannya.
![](https://rsud-soemarno.go.id/wp-content/uploads/2025/01/2a17dc0f-8a87-4dc2-b5d6-c8329dc6289b.jpg)
Ditambahkan dr. Erny begitu beliau disapa, yakni hampir 95% kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Infeksi HPV biasanya terjadi pada perempuan di usia reproduksi. Infeksi ini dapat menetap, berkembang menjadi kanker atau sembuh sempurna. Dikenal ada 2 jenis HPV yaitu HPV berisiko tinggi disebut HPV onkogenik yaitu terutama HPV strain 16 dan 18, yang bertanggung jawab atas lebih dari 70% kasus kanker serviks di dunia, selain itu ada strain 31, 33, 45, 52, 58. Sedangkan HPV risiko rendah atau dikenal HPV non-onkogenik yaitu strain 6, 11, 32, 42, 43, 44, dan 81, tidak menyebabkan kanker.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan perempuan terpapar HPV, antara lain Melakukan aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 18 tahun), Berganti-ganti pasangan seksual, Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti-ganti pasangan, Berhubungan seksual secara anal, Perempuan perokok dan perokok pasif. Perempuan perokok berisiko 2,5 kali lebih besr, sedangkan perokok pasif memiliki risiko 1,4 kali lebih besar, dibandingkan yang tidak merokok, Memiliki riwayat infeksi berulang pada alat kelamin, Memiliki riwayat keluarga dengan kanker, Memiliki riwayat pap smear yang abnormal sebelumnya, Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore, sifilis, atau chlamidia, dan Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
“Perjalanan penyakit kanker serviks membutuhkan waktu yang lama dari awal infeksi HPV sampai timbulnya gejala yaitu sekitar 10-20 tahun. Biasanya, kanker ini tidak menunjukkan gejala pada tahap awalnya. Sekitar 76% kasus kanker serviks tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala, baru muncul setelah kanker menyebar ke jaringan sekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan penemuan kasus kanker serviks tahap awal sangat sulit dijumpai,” ujar beliau.
![](https://rsud-soemarno.go.id/wp-content/uploads/2025/01/6e49fbae-562a-4acc-a737-a55dfaeee86d.jpg)
Ada beberapa tanda yang merupakan ciri-ciri kanker serviks yang perlu diwaspadai, antara lain Keputihan yang tidak biasa berupa cairan berwarna bening atau putih susu, tanpa bau yang nenyengat, tidak menimbulkan gatal atau nyeri pada vagina. Perdarahan pada vagina yang tidak normal, jangan abaikan perdarahan yang terjadi pada vagina saat sedang tidak menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau setelah menopause, hal ini bisa menjadi tanda awal kanker serviks. Siklus menstruasi tidak teratur dan cenderung menjadi lebih panjang dimana perubahan dalam siklus menstruasi, seperti menstruasi yang tidak teratur atau berkepanjangan, hal ini bisa dkarenakan kanker serviks telah mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, tetapi juga bisa karena adanya tekanan pada organ-organ terdekat akibat pertumbuhan tumor. Tubuh mudah lelah disebabkan perdarahan yang tidak normal pada vagina menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah, sehingga mudah lelah meskipun sudah cukup beristirahat. Sering buang air kecil dari biasanya bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sistem saluran kemih. Ini bisa disebabkan oleh adanya tekanan dari tumor yang tumbuh di dekat kandung kemih atau oleh infeksi yang terkait dengan kanker serviks. Bercak darah di urine yang menjadi tanda adanya masalah serius pada saluran kemih atau ginjal. Nyeri saat berhubungan intim, nyeri selama atau setelah berhubungan seksual bisa menjadi tanda adanya masalah pada leher rahim atau organ reproduksi lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya peradangan atau iritasi pada jaringan yang disebabkan oleh pertumbuhan kanker. Pembengkakan di salah satu tungkai merupakan tanda bahwa kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di daerah tersebut. Jika kanker serviks menyebar ke kelenjar getah bening di panggul atau tungkai, pembengkakan bisa menjadi gejala yang muncul.
Cara mendeteksi kanker serviks dapat dilakukan dengan pemeriksaan dengan beberapa cara, yaitu Pemeriksaan IVA (inspeksi visual dengan asam asetat). Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengoleskan langsung asam asetat atau cuka dapur encer pada leher rahim. Setelah 1 menit bila tampak bercak putih maka dicurigai adanya sel-sel kanker pada serviks atau leher rahim tersebut. Pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan pada perempuan yang sudah pernah berhubungan intim. Persiapan pemeriksaan IVA dengan tidak berhubungan intim selama 24 jam sebelum pemeriksaan, dan tidak sedang haid. Pemeriksaan Pap Smear dapat pula dengan cara mengambil sampel sel dari serviks atau leher rahim dan memeriksa sampel tersebut dilaboratorium untuk mengetahui ada tidaknya sel kanker. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan 3 tahun sekali bagi perempuan berusia 21 tahun keatas dan tidak dilakukan saat haid. Tes HPV. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya virus HPV pada leher rahim. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Pap Smear. Dianjurkan dilakukan secara rutin setidaknya 3 tahun sekali pada perempuan berusia 21-29 tahun dan 5 tahun sekali untuk perempuan berusia 30-65 tahun. serta cara Biopsi, dimana pemeriksaan tiga sebelumnya diatas merupakan pemeriksaan awal untuk mendeteksi secara dini keberadaan kanker serviks. Bila pada pemeriksaan awal ditemukan adanya hasil yang dicurigai sebagai kanker serviks maka dilakukan tindakan biopsi, yaitu pengambilan sampel kecil dari jaringan yang dicurigai adanya kanker tersebut untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan Vaksinasi HPV. Vaksinasi ini diberikan kepada perempuan mulai usia 9-26 tahun untuk mengurangi risiko terinfeksi HPV yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Vaksinasi ini sebaiknya diberikan pada perempuan yang belum pernah berhubungan seksual. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin. Untuk membantu mendeteksi adanya perubahan sel-sel leher rahim yang abnormal. Terutama bagi perempuan yang telah menikah. Menghindari faktor-faktor risiko kanker serviks. Misalnya dengan menghindari perilaku seksual berisiko (gonta ganti pasangan seksual, berhubungan seksual di usia dini); menghentikan kebiasaan merokok; mulai pola hidup sehat dengan berolahraga secara rutin, pola makan sehat, kelola stress dengan baik, istirahat yang cukup.
Selain hal-hal diatas ada beberapa makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah kanker servik, antara lain Alpukat dikenal sebagai buah yang kaya nutrisi dan merupakan buah dengan antioksida yang tinggi, sehingga dengan mengonsumsi alpukat dapat mencegah pertumbuhan kanker serviks. Cabe juga diduga mampu menetralisir nitrosamine yang sering dikatakan sebagai penyebab kanker. Vitamin A,C,E, dan Kalsium merupakan nutrisi yang mengandung antioksidan yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya kanker serviks. Makanan yang mengandung vitamin dan kalsium, antara lain, jeruk, wortel, telur, hati, tuna, daun kelor, dan produk susu. Vitamin B dan Asam folat, terkandundung pada makanan-makanan yang banyak mengandung antioksidan, Polifenol dan flavonoid, dimana makanan dan minuman yang mengandung polifenol dan flavonoid antara lain, teh hijau, minyak zaitun, anggur merah, raspberry hitam, blackberry, cokelat, kenari, tomat, dan paprika hijau.
“Kanker serviks dapat disembuhkan jika terdeteksi sejak awal. Namun, banyak perempuan yang tidak paham tentang tanda-tanda awal kanker serviks. Oleh karena itu kenali tanda-tanda awal kanker serviks, dan jangan takut untuk melakukan pemeriksaan skrining kanker serviks. Selain itu, berperilaku hidup sehat serta mengansumsi vitamin, mineral, sayur dan buah, dapat mencegah terjadinya kanker serviks,” akhir kata beliau menutup edukasi di radio. (PromkesRSUDKps)