Edukasi Kesehatan Mengenai Epilepsi Pada Anak di Radio Diskominfo Bersama Promkes RSUD Kapuas

KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, mengulas topik tentang Epilepsi Pada Anak, pada Hari Kamis (19/12/2024).

dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa epilepsi atau orang awam menyebutnya dengan ayan, merupakan masalah pada sistem saraf yang mengakibatkan kejang dan kehilangan kesadaran, dan biasanya dimulai sejak bayi atau masa kanak-kanak. Kejang yang terjadi dikarenakan, sel-sel diotak menciptakan ledakan aktivitas listrik yang tidak teratur secara tiba-tiba.

Gejala utama epilepsi adalah kejang, dan gejala epilepsi pada anak, kejang hanya berlangsung selama beberapa menit, dan biasanya diawali dengan gejala kehilangan kesadaran, Tampak kebingungan, Tatapan kosong (menatap ke atas), Merasa tidak enak badan, seperti sakit perut atau perubahan suhu tubuh, Gerakan otot yang tidak terkendali, misalnya berkedut; atau gerakan berulang pada suatu bagian tubuh, Tidak mampu berbicara, mendecakkan bibir, atau membuat gerakan seperti orang mengunyah, Detak jantung cepat, dan Pernafasan cepat.

“Meskipun epilepsi menyebabkan kejang, tetapi tidak semua kejang disebabkan oleh epilepsi pada anak-anak. Epilepsi adalah suatu bentuk kejang yang terjadi tanpa disertai demam. Dikatakan epilepsi bila kejang tersebut terjadi berulang minimal 2 kali. Bila seorang anak mengalami kejang saat demam, hal itu tidak serta merta dikatakan epilepsi,” ujar beliau menjelaskan.

Penyebab pasti epilepsi tidak diketahui, tetapi ada beberapa kemungkinan penyebab epilepsi pada anak, antara lain Trauma atau cedera otak, Komplikasi akibat persalinan (cedera lahir), Infeksi otak (meningitis, encephalitis), Tumor otak, dan Kelainan bawaan. Ada beberapa jenis epilepsi, ada yang ringan dan ada yang berat dan mengancam jiwa. Pada epilepsi jenis Grant Mal, anak tiba-tiba terjatuh ke lantai sehingga dapat mengalami cedera karena jatuhnya. Dia akan sadar setelah beberapa menit. Kadang – kadang sebagian tubuh atau wajahnya kejang-kejang, dan berangsur-angsur kejangnya berkurang dan kemudian akan tertidur. Pada epilepsi jenis Petit Mal, anak kehilangan seluruh kesadaran, tetapi tidak sampai terjatuh.  Serangan berlangsung selama 10-15 detik, dan selama serangan anak terdiam dan wajahnya tampak kosong, serta tidak mendengar apapun. Jenis ini pada umumnya hilang setelah usia remaja. Yang membahayakan atau mengancam jiwa adalah komplikasi yang parah dari epilepsy.

Komplikasi umum epilepsi pada anak dapat berupa cedera fisik, gangguan tidur, kurang konsentrasi, ketakutan terjadi kejang, rendah diri, depresi. Komplikasi yang parah, antara lain Gangguan kognitif, Terjadi status epileptikus, suatu keadaan kejang terus menerus atau berturut-turut tanpa ada jeda waktu untuk pulih diantara fase kejang, Cedera otak, hingga Kematian.

Ditambahkan lagi, apabila seorang anak yang mengalami kejang berulang dan telah di diagnosa epilepsi, maka harus mengonsumsi obat anti epilepsi selama 2 tahun. Pemberian obat anti epilepsi harus dipastikan sesuai jamnya, agar obat dapat bekerja dengan efektif. Setelah pengobatan selama 2 tahun, akan dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan MRI atau CT scan atau EEG (elektroensefalogram), bila hasil evaluasi dinyatakan bersih, maka dosis obat akan diturunkan secara bertahap.

Ada beberapa obat anti kejang yang dapat menyebabkan hal berikut seperti Mengantuk, Ruam pada kulit, Sakit perut, Perubahan nafsu makan, Perubahan fungsi hati, Perubahan fungsi sumsum tulang. Hal yang harus segera dilakukan menghadapi anak epilepsi yang sedang kejang, antara lain yang terpenting adalah anak tidak tersedak oleh muntahannya sendiri (bila muntah) dan tidak mengalami cedera karena jatuh, Bila timbul gejala akan mengalami serangan kejang, telungkupkan anak dengan kepala miring ke samping, Jauhkan benda-benda dari tangan dan kakinya yang kejang-kejang, Jangan memasukkan apapun ke mulut anak yang sedang mengalami serangan kejang, serta Bila serangan kejang menghilang, biarkan dia tertidur tanpa terganggu (bila tertelungkup di lantai biarkan dahulu jangan di pindah).

Sampai saat ini belum ada cara untuk mencegah terjadinya epilepsi pada anak. Lebih dari 60% anak dinyatakan sembuh dari epilepsi sebelum usia dewasa. Tetapi ada beberapa jenis epilepsi yang dapat menetap seumur hidup. Beberapa ahli gizi menyarankan untuk melakukan “DIET KETO” . Yaitu pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat.

Saat dimana harus konsultasi dengan dokter, terkait anak dengan epilepsy, antara lain Bila anak sering kejang meskipun telah mendapat pengobatan, Bila mengalami efek samping obat, Bila anak tampak cemas, ketakutan, depresi, Mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Tetapi anda harus segera ke Unit Gawat Darurat (UGD) bila Anak mengalami kejang pertama kali, Anak melukai diri sendiri saat kejang, Mengalami kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit, Mengalami kejang lagi sebelum pulih dari kejang sebelumnya (belum sempat sadar sudah kejang lagi), dan Tidak responsif selama lebih dari 10-15 menit setelah kejang berhenti.

“Tips menjaga anak dengan epilepsy yaitu Awasi anak selama bermain atau berolahraga, dan pastikan Anda mengetahui tanda-tanda awal anak akan kejang serta tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi kejang, Pastikan anak mengenakan perlengkapan keselamatan selama bermain atau berolahraga, Jangan tempatkan anak di tempat tidur bagian atas (pada ranjang susun), serta waspadai risiko lain terkait ketinggian, misalnya memanjat pohon, atau memanjat tebing, Pastikan pintu kamar mandi tidak di kunci saat anak ada dikamar mandi, Pantau anak Anda setiap kali berada di dekat air, baik di rumah maupun di luar rumah, jangan biarkan anak dengan epilepsi berenang sendirian, Jaga air dalam bak mandi tetap rendah, Jaga suhu air di kamar mandi tetap dingin, serta Jauhkan semua peralatan listrik dari bak mandi,” akhir kata beliau menutup edukasi kesehatan. (PromkesRSUDKps)