Podcast Edukasi Kesehatan Promkes RSUD Kapuas Bahas Tentang Insomnia di Radio Pemda Kapuas
KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, serta didampingi dengan para Siswa Magang SMKN-1 Kuala Kapuas, mengulas topik tentang Insomnia, pada Hari Rabu (11/12/2024).
dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa Kata insomnia berasal dari bahasa Latin Insomnium, yang berarti tidak dapat tidur pada saat jam tidur. Ciri khas dari insomnia adalah sulit memulai tidur dan mempertahankan tidur serta terjaga terlalu dini. Insomnia merupakan gangguan tidur tersering di masyarakat. Hampir semua manusia di dunia pernah merasakan keluhan kesulitan tidur, mulai dari anak-anak hingga lansia. Angka kejadian sulit tidur pada populasi masyarakat usia diatas 15 tahun di Kanada adalah 3,3 juta orang atau 1 dari 7 orang penduduk Kanada. Di Amerika 60 juta penduduk mengalami insomnia, sekitar 1/3 populasi dan setengah pasien rawat inap di rumah sakit mengalami insomnia.
Ditambahkan beliau, ada beberapa kriteria yang ditetapkan oleh beberapa organisasi kesehatan mental internasional, salah satunya adalah kriteria menurut International Classification of Disease (ICD)-10 antara lain, Keluhan sulit memulai tidur, memelihara tidur atautidur yang tidak nyenyak, Gangguan tidur terjadi minimal 3 kali per minggu minimal dalam 1 bulan, Gangguan tidur menyebabkan distress dan fungsi seseorang dalam aktivitas sehari-hari, dan Tidak ditemukan faktor organik penyebab seperti gangguan neurologis (saraf), medis, bahan psikoaktif, atau obat-obatan lain. Berdasarkan durasi terjadinya insomnia, dikenal ada 2, yaitu Insomnia akut, dengan karakteristik, kurang dari 1 bulan; transien – beberapa hari; short term– hingga 3-4 minggu, dan Insomnia kronis, durasi bisa 1-3 bulan.
Faktor penyebab insomnia akut adalah Kejadian yang menyebabkan stress, misalnya anak atau orangtua atau pasangan, sakit berat, Perubahan keadaan sehari-hari, misalnya pindah rumah baru, Perubahan mendadak jadwal bangun dan tidur, misalnya jet lag yaitu gangguan tidur yang disebabkan bepergian ke daerah dengan zona waktu yang berbeda, Shift work sleep disorder, yaitu gangguan tidur dikarenakan kerja malam, biasanya pasien akan mengeluhkan kesulitan untuk mengawali tidur di pagi hari setelah jaga malam, Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, obat asma, obat untuk darah tinggi, Konsumsi kafein, nikotin (rokok), dan alkohol yang berlebihan, dan Makan berlebihan sebelum tidur, yang mengakibatkan rasa tidak nyaman pada tubuh saat berbaring.
Faktor penyebab insomnia kronis Gangguan mental, misalnya, gangguan kecemasan, depresi, post traumatic stress disorder (PTSD), Adanya penyakit-penyakit tertentu, misalnya, asma, Parkinson, GERD, kanker, penyakit jantung, darah tinggi (hipertensi), dan lain-lain, Adanya gangguan tidur yang lain, misalnya sleep apnea, Menonton televisi atau bekerja di tempat tidur, dan Menggunakan gadget sebelum tidur.
Gejala dari insomnia, yaitu Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari, Sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk tidur lagi, Bangun terlalu pagi, Bangun tidur dengan tubuh yang mengalami kelelahan, Sering mengantuk dan kelelahan pada siang hari, Cepat marah, cemas, dan depresi, Sulit berkonsentrasi, Mudah lupa, Sakit kepala (kepala terasa tegang), dan Timbul perasaan kuatir untuk tidur.
Dampak dari insomnia yang berkepanjangan yaitu, dapat menyebabkan timbulnya berbagai risiko masalah kesehatan, antara lain stroke, serangan asma, menurunkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kadar gula darah, meningkatkan tekanan darah, serangan jantung,dan kegemukan (obesitas). Meningkatkan timbulnya risiko gangguan mental, antara lain gangguan kecemasan, mudah gelisah, depresi, mudah bingung dan frustasi, Mempengaruhi proses belajar, dan kinerja, Mengganggu aktivitas sehari-hari, misalnya saat mengemudi, Mempengaruhi daya ingat, dan Mempengaruhi kemampuan untuk mengambil keputusan.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesulitan tidur (insomnia) tersebut seperti, Luangkan waktu untuk relaksasi, misalnya dengan mandi air hangat, mendengarkan musik dengan irama lembut, Usahakan untuk terus berfikir positif. Karena insomnia sering dialami oleh orang-orang yang mudah cemas dan kekuatiran yang berlebihan, Konsumsi makanan sehat, hindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi dan makanan yang mengandung karbohidrat komplek, misalnya nasi, mie, roti putih; menjelang tidur, Hindari minuman beralkohol dan berkafein pada malam hari, Hindari merokok sebelum tidur, karena kandungan nikotin dalam rokok dapat membuat sulit tidur, Menciptakan kamar tidur yang nyaman, misalnya, membuat kamar tidur lebih redup, mengatur suhu, menggunakan aroma terapi; menempatkan televisi, laptop, diluar kamar tidur, Menerapkan gaya hidup sehat, dengan mengatur pola makan, lakukan olahraga ringan secara rutin selama 30 menit setiap hari, misalnya jogging, berenang, bersepeda, serta Usahakan tidur dan bangun di jam yang sama setiap harinya.
“Bila dengan cara-cara diatas tidak menolong Anda mengatasi insomnia tersebut atau gangguan kesulitan tidur tersebut sudah berlangsung lebih dari 1 bulan (insomnia kronis), makan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Pemakaian obat tidur harus dalam peresepan dan pengawasan dokter,” akhir kata beliau menutup podcast di radio. (PromkesRSUDKps)