Edukasi Kesehatan Di RSPD Bersama Promkes RSUD Kapuas Bicarakan Gangguan Elektrolit
KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, mengulas tentang Gangguan Elektrolit, pada Hari Kamis (24/10/2024).
dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa Gangguan elektrolit adalah kondisi ketika kadar elektrolit di dalam tubuh seseorang tidak seimbang. Yang mana kadar elektrolit seseorang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan pada fungsi organ, dan menimbulkan berbagai gejala.
Elektrolit adalah komponen mineral dalam tubuh yang bermuatan listrik negatif maupun positif yang dapat meningkatkan fungsi saraf dan otot, mengoptimalkan aktivitas otak, membangun jaringan tubuh yang rusak, dan mengatur irama jantung. Tubuh kita memproduksi elektrolit, tetapi elektrolit juga dapat diperoleh dari makanan, minuman, dan suplemen. Di dalam tubuh manusia, terdapat berbagai jenis elektrolit, antara lain, natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan klorida.
Adapun fungsi elektrolit dimana tiap mineral elektrolit memiliki fungsi yang berbeda dalam tubuh, seperti Natrium menjaga keseimbangan cairan tubuh, sertamembantu mengatur fungsi saraf dan otot. Kalium berperan penting dalam mendukung fungsi jantung, saraf, dan otot. Kalium juga berperan dalam memasukkan zat-zat nutrisi ke dalam sel dan mengeluarkan produk-produk limbah hasil metabolisme sel. Klorida menjaga keseimbangan pH (keasaman) darah, meneruskan impuls saraf, berperan dalam mengontrol tekanan darah, menjaga keseimbangan cairan tubuh, kadar klorida diatur oleh ginjal, sehingga ketidakseimbangan kadar klorida dalam tubuh kemungkinan terjadi karena kerusakan organ ginjal. Kalsium membantu pembuluh darah berkontraksi dan mengembang (dilatasi) untuk menstabilkan tekanan darah. Disamping itu mineral kalsium berperan penting untuk kerja saraf, otot, dan sel. Kalsium juga berperan dalam pembekuan darah dan juga kesehatan tulang. Magnesium adalah mineral penting untuk mengatur fungsi saraf, tekanan darah, dan kadar gula darah. Selain itu magnesium juga berperan dalam menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan tulang, serta menghasilkan energi bagi tubuh, serta Fosfat berfungsi menguatkan sistem rangka (tulang-tulang) dan gigi, menghasilkan energi, dan membentuk lapisan sel.
Jenis penyakit yang disebabkan oleh gangguan elektrolit, terjadi karena adanya ketidakseimbangan dari mineral-mineral tersebut, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah kadarnya dalam darah. Hipernatremia, bila kadar natrium dalam darah terlalu tinggi. Misalnya pada kondisi dehidrasi berat, diare, muntah-muntah, demam, olahraga berlebihan; minum obat kortikosteroid. Hiponatremia, bila kadar natrium dalam darah terlalu rendah. Misalnya, dikarenakan malnutrisi, gagal ginjal, gagal jantung, minum obat diuretic. Hiperkalemia, kadar kalium dalam darah terlalu tinggi. Misalnya, dikarenakan adanya dehidrasi berat, gagal ginjal, menderita komplikasi kencing manis, konsumsi obat diuretic. Hipokalemia, kadar kalium dalam darah terlalu rendah. Dapat terjadi karena, menderita gangguan makan, dehidrasi, muntah, diare, konsumsi obat pencahar, diuretic, dan insulin. Hiperkloremia, kadar klorida dalam darah lebih dari normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan keasaman (pH) darah, dan konsumsi obat asetazolamide dalam jangja panjang. Hipokloremia, kekurangan klorida. Dapat terjadi karena, diare atau muntah yang sering, gagal jantung, mengonsumsi obat pencahar, diuretik, atau kortikosteroid. Hiperkalsemia, kadar kalsium dalam darah yang tinggi. Hal ini bisa disebabkan karena menderita gagal ginjal, gangguan kelenjar anak gondok (paratiroid), penyakit paru (TBC, Sarkoidosis), kanker (kanker paru, kanker payudara), konsumsi antasida, atau suplemen vitmin D yang berlebihan. Hipokalsemia, suatu keadaan dimana kadar kalsium dalam darah kurang dari nilai normal, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan hipokalsemia antara lain, pancreatitis, gagal ginjal, kanker prostat, kekurangan vitamin D, serta konsumsi obat heparin atau obat-obat anti kejang. Hipermagnesemia, kelebihan kadar magnesium dalam darah. Kondisi ini dapat menimbulkan keluhan kelemahan otot, refleks melambat, mudah mengantuk, sakit kapala, mual, muntah, denyut nadi melambat dan tidak teratur, nafas melambat, bahkan dapat membuat pasien tidak sadarkan diri. Hipermagnesia dapat disebabkan oleh overdosis suplemen magnesium, penyakit gagal ginjal; mengonsumsi obat antasida, obat pencahar, dan obat penghilang rasa nyeri yang berlebihan; luka bakar yang luas; penyakit hipotiroid dan penyakit Addison. Hipomagnesemia, kadar magnesium dalam darah lebih rendah dari nilai normal. Keadaan ini dapat menimbulkan beberapa keluhan, antara lain, tremor (gemetar), kedutan otot, insomnia, kesemutan, jantung berdebar-debar (takikardia), tampak bingung, dan kejang. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan hipomagnesemia yaitu penyalit gagal jantung, malnutrisi, penggunaan obat diuretic, insulin, dan obat-obatan kemoterapi; diare kronis, dan kecanduan alkohol. Hiperfosfatemia, keadaan dimana kadar fosfat dalam darah melebihi nilai normal. Keadaan ini dapat menimbulkan gangguan pada tulang dan otot, meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung, stroke, bahkan kematian, bila tidak ditangani segera. Hiperfosfatemia dapat terjadi karena, penyakit hipoparatiroidisme, yaitu suatu penyakit dimana kadar hormon paratiroid (anak gondok) rendah dibawah nilai normal; gagal ginjal kronis, sesak nafas, cedera otot, komplikasi dari terapi kanker. Hipofosfatemia, keadaan dimana kadar fosfat kurang dari nilai normal. Keadaan ini dapat terjadi karena malnutrisi berat terutama karena kelaparan, luka bakar luas dengan derajat luka bakar yang berat (derajat 2, dan 3), kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok) yang sangat aktif sehingga kadar hormon paratiroid menjadi sangat tinggi (hiperparatiroidisme), diare kronis, konsumsi alkohol berlebihan.
Gejala gangguan keseimbangan elektrolit sangat bervariasi tergantung mineral apa yang terganggu, serta keadaan gangguan keseimbangan tersebut, yaitu kekurangan atau kelebihan dari mineral tersebut. Tetapi secara garis besar gejala yang biasanya dirasakan adalah kebingungan, mudah tersinggung, diare atau sembelit, kelelahan, sakit kepala, denyut jantung cepat atau tidak teratur, gangguan pada otot (kelemahan, kram, kejang otot), mual-muntah, kesemutan, hingga kejang.
“Anda harus segera ke dokter bila Anda mengalami beberapa gejala diatas, atau bila Anda mengalami Perubahan detak jantung, misalnya terasa lebih cepat (berdebar-debar) atau detak jantung tidak teratur, Kelelahan yang ekstrim, Diare atau muntah yang berkepanjangan, Mengalami dehidrasi, Mengalami kebingungan yang tidak dapat dijelaskan, Gangguan pada otot (kram), Gangguan pada saraf, misalnya kesemutan, dan Gangguan keseimbangan elektrolit yang tidak mendapatkan penanganan segera, dapat menimbulkan masalah serius yang dapat menyebabkan kematian,” ujarnya.
Untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan elektrolit, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk mengetahui gangguan keseimbangan elektrolit, yaitu Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar mineral/ elektrolit dan fungsi ginjal, Pemeriksaan EKG (elektrokardiogram), untuk mengetahui detak/ ritme jantung pada kasus-kasus gangguan elektrolit berat. Selain pemeriksaan penunjang tersebut, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh termasuk tes refleks dan kekuatan otot. Setelah diketahui adanya gangguan keseimbangan elektrolit tertentu, maka penyebab timbulnya gangguan keseimbangan elektrolit tersebut harus dicari dan segera diatasi.
Ada beberapa perawatan yang umum digunakan untuk mengembalikan keseimbangan kadar mineral elektrolit dalam tubuh, antara lain Pemberian cairan infus yang mengandung elektrolit, Pemberian suplemen untuk mengatasi gangguan elektrolit, dalam hal ini suplemen yang diberikan tergantung jenis elektrolit yang terganggu, Pemberian obat untuk membantu tubuh mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh dengan cepat,hal ini untuk mencegah timbulnya komplikasi, dan Hemodialisa (cuci darah). Prosedur ini dilakukan bila cara-cara diatas belum dapat mengatasi gangguan keseimbangan elektrolit terutama yang disebabkan oleh kerusakan ginjal mendadak.
“Cara mencegah supaya tidak mengalami gangguan elektrolit, kita harus mulai memperhatikan asupan cairan tubuh kita, dengan cara Menjaga tubuh tetap terhidrasi (tidak kekurangan cairan) dengan minum air putih yang cukup setiap hari, terutama saat melakukan aktivitas fisik yang berat, Mengonsumsi minuman elektrolit atau oralit saat mengalami diare atau muntah, Mengonsumsi obat-obatan sesuai resep dokter, Batasi minuman berkarbonasi, minuman berenergi, dan hindari minuman beralkohol, dan Menjalani pemeriksaan rutin sesuai dengan jadwal yang ditentukan dokter jika memiliki penyakit kronis, misalnya penyakit ginjal atau penyakit hati,” akhir kata beliau menutup penyuluhan kesehatan di radio. (PromkesRSUDKps)