Mengangkat Materi Tentang Mimisan Atau Epistaksis Bersama Promkes RSUD Kapuas Di RSPD
KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, mengulas tentang Mimisan, Penyebab dan Penanganannya, pada Hari Jum’at (11/10/2024).
dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa Mimisan atau dalam bahasa medis disebut epistaksis adalah perdarahan dari salah satu atau kedua lubang hidung. Mimisan merupakan satu kasus darurat yang sering ditemui.
Perdarahan pada mimisan disebabkan karena pecahnya pembuluh darah hidung bagian depan (anterior) atau hidung bagian belakang (posterior). Mimisan dapat terjadi pada semua usia dan perdarahan yang terjadi bisa bervariasi dari perdarahan ringan sampai perdarahan yang lebih berat. Pada orang muda ± 95% mimisan bukan merupakan kasus yang serius biasanya dikarenakan pecahnya pembuluh darah vena kecil di hidung. Sementara pada lansia, mimisan merupakan pertanda darurat dari suatu penyakit, sehingga harus dicari penyebab terjadinya mimisan, walaupun pada lansia pembuluh darahnya lebih rapuh dari orang muda.
dr. Erny begitu beliau disapa memaparkan, ada beberapa penyebab terjadinya mimisan, antara lain Iritasi selaput lendir hidung, misalnya saat pilek, Udara kering, misalnya berjalan-jalan disiang hari saat matahari terik, atau lama diruang ber-AC, Bersin terlalu keras, Mengorek hidung terlalu keras, Alergi, salah satu reaksi alergi adalah meningkatnya produksi lendir dalam hidung (ingus), karena banyaknya ingus tersebut mendorong kita untuk membuang ingus terus-menerus, sehingga dapat menyebabkan iritasi yang akhirnya bisa menyebabkan mimisan, Cedera/ trauma fisik pada hidung, misalnya karena benturan, jatuh, atau pukulan, Efek samping beberapa obat, misalnya, obat pengencer darah, ibuprofen. Kehamilan, pada kondisi hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satunya dapat meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk hidung, sehingga beberapa wanita hamil mungkin mengalami mimisan lebih sering atau lebih mudah mengalami mimisan, Penggunaan obat semprot hidung (pelega hidung) yang berlebihan, serta Beberapa penyakit, antara lain hipertensi berat, tumor hidung (bersifat jinak atau ganas), stroke, hemophilia (gangguan pembekuan darah/ darah sulit membeku), demam disertai mimisan, maka perlu waspada apabila terkena DBD.
“Pada umumnya mimisan tidak memiliki gejala lain, selain perdarahan di hidung. Namun, tetap perlu waspada jika mengalami mimisan dalam jumlah banyak, dalam jangka waktu yang cukup panjang, sering berulang, atau disertai dengan gejala lain, seperti Demam, Adanya perdarahan di tempat lain, Kulit tampak pucat, Kaki dan tangan terasa dingin, Denyut nadi mengalami peningkatan, Sesak nafas, Penurunan kesadaran, dan Bila mengalami hal tersebut, maka sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter,” tambahnya.
Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan secara mandiri, antara lain pada saat mendampingi pasien usahakan harus tetap tenang, disamping itu hal ini dapat menghilangkan kecemasan pasien, Minta pasien untuk duduk tegak dengan mencondongkan badan ke depan dan kepala sedikit menunduk ke bawah, hal ini untuk mencegah supaya darah tidak mengalir ke tenggorokan. Tekan cuping hidung menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, selama 5-10 menit, dan bernafas melalui mulut. Perdarahan juga dapat dikurangi dengan memberikan kompres es pada hidung, hal ini bertujuan untuk menyempitkan pembuluh darah. Biasanya tindakan-tindakan tersebut dapat menghentikan perdarahan dalam waktu kurang dari 15 menit.
Daun sirih dapat mengatasi mimisan, hal ini disebabkan karena adanya senyawa kimia yang bernama tannin, yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Caramenggunakan daun sirih untuk mengatasi mimisan dengan mengambil daun sirih, cuci bersih, kemudian remas, buat gumpalan kecil, dan masukkan ke lubang hidung, tetapi jangan terlalu dalam sampai padat. Disamping senyawa kimia tannin, penekanan pada rongga hidung bagian depan oleh gumpalan daun sirih juga dapat menekan pembuluh darah, sehingga perdarahan/ mimisan dapat behenti.
Penderita mimisan harus ke dokter, apabila perdarahan tidak kunjung berhenti dalam waktu 15-20 menit, meskipun telah dilakukan penanganan awal, Perdarahan yang terjadi cukup banyak, Mimisan berulang, Mimisan disertai gejala lain, seperti demam, mual-muntah, tampak pucat, keringat dingin, Mimisan karena efek samping obat. Ada beberapa tindakan yang biasa dilakukan dokter untuk mengatasi mimisan, antara lain Memasang tampon hidung (menyumbat rongga hidung), dilakukan menggunakan kassa yang dimasukkan dalam rongga hidung, dengan tujuan memberi tekanan pada pembuluh darah yang pecah dalam hidung, Kauterisasi (cara membakar), pembuluh darah yang pecah akan ditutup kembali menggunakan energy panas dari proses kauterisasi tersebut. Cara ini dapat digunakan untuk mencegah timbulnya mimisan berulang. Sebelum dilakukan kauterisasi akan dilakukan proses anestesi terlebih dahulu, hal ini dikarenakan proses kauterisasi menyebabkan rasa tidak nyaman.
“Tips untuk mencegah mimisan, antara lain karena udara kering dapat menyebabkan mimisan maka, usahakan rongga hidung Anda tetap lembab, caranya, dengan mengoleskan protelium jelly tipis-tipis, atau dengan menyemprotkan cairan salin ke rongga hidung, Menggunakan pelembab udara (humidifier), yang dapat melawan efek udara kering dengan menambah kelembaban udara. Memotong kuku secara berkala. Hal ini terutama bagi anak-anak, karena anak-anak rentan mengalami mimisan. Kuku panjang dapat melukai mukosa hidung saat anak mengorek hidung. Selalu waspada terhadap berbagai risiko penyakit yang dapat menimbulkan perdarahan, dengan menerapkan pola hidup sehat,” akhir kata beliau menutup kegiatan edukasi di radio. (PromkesRSUDKps)