Bahas Tentang Sakit Sembelit Dan Penanganannya Di Radio Pemda Bersama Promkes RSUD Kapuas
KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 98,1 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, M. Nasrullah, mengulas tentang Sembelit Dan Penanganannya, pada Rabu (11/9/2024).
dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa sembelit atau konstipasi adalah kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar (BAB) selama beberapa hari, dalam satu minggu BAB kurang dari tiga kali, hal ini disebabkan kotoran (feses) yang keras, sehingga untuk mengeluarkan kotoran atau feses tersebut diperlukan tenaga untuk mengejan.
“Secara umum sembelit atau konstipasi terdiri dari 2 tipe, yaitu Tipe transit lambat, pada tipe ini jarang timbul hasrat BAB pada penderita, dan Tipe obstruktif (sumbatan), penderita tidak dapat BAB secara tuntas dikarenakan adanya penyakit/ gangguan pada usus besar (anorektal) organik/ fungsional, misalnya adanya penyumbatan sehingga feses sulit keluar. Sembelit bisa merupakan keluhan dari bayi, anak-anak sampai lansia. Sembelit juga sering terjadi pada wanita hamil,” tambahnya.
Sembelit pada bayi, ditandai dengan bayi buang air besar dalam jumlah banyak dan keras, dan buang air besarnya sekali dalam beberapa hari, tetapi untuk memastikan bayi sembelit atau tidak, bukan dari lamanya bayi tidak buang air besar. Buang air besar setiap 2-3 hari sekali tetapi feses tidak keras tetapi lunak, kondisi ini bukan termasuk sembelit. Jadi sembelit pada bayi ditentukan oleh keras atau lunaknya feses. Bila bayi mengalami sembelit, selain feses yang keras bayi juga mengalami kesakitan , terkadang feses dapat teraba di perut. Sembelit pada bayi harus segera diatasi, karena bila terjadi sumbatan total, bayi akan mengalami kembung bahkan muntah, hal ini menjadi kasus emergensi. Sembelit pada lansia, biasanya disebabkan kurang minum, kurangnya aktivitas yang dapat menyebabkan gerakan usus (peristaltik) melambat sehingga feses menumpuk, apalagi konsumsi serat sangat sedikit, disamping itu ada obat-obatan yang mungkin di konsumsi oleh lansia yang mempunyai efek samping timbulnya sembelit.
Sembelit merupakan suatu pertanda bahwa usus tidak berfungsi dengan baik. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab sembelit, antara lain Kurang mengosumsi serat dan / atau kurang minum air. Serat dari sayuran dan buah-buahan dapat memperbanyak isi usus sehingga dapat meningkatkan gerakan usus (peristaltik), Akibat penyakit/ gangguan metabolik (endokrin), seperti kencing manis, gangguan fungsi kelenjar gondok, gangguan fungsi ginjal, dan obstruksi mekanis (sumbatan)akibat diverticulitis atau kanker usus besar. Gangguan motilitas (gerakan usus), seperti pada penyakit / gangguan tertentu, antara lain colitis (infeksi usus besar), penyakit crohn, luka pada anus dan wasir, hal ini disebabkan kekuatiran akan rasa nyeri, sehingga keinginan BAB secara tidak sadar menjadi selalu tertunda, akibatnya feses menjadi keras akibat air diserap oleh selaput lendir usus, sehingga pengeluaran feses menjadi sangat sulit. Sebagai efek samping dari penggunaan obat-obatan misalnya kodein, morfin, dan turunannya, obat hipertensi, antidepresi, beberapa obat yang mengandung mineral (aluminium hidroksida/ antasida, zat besi, kalsium, golongan NSAID’s (obat ngilu), furosemid. Hal ini dikarenakan obat-obat ini dapat menarik air dan mengeringkan feses. Ketegangan saraf dan emosi (stress), misalnya marah atau cemas sehingga menyebabkan kejang pada usus. Selain itu faktor ini dapat menurunkan gerakan usus (peristaltik)sehingga usus besar berkesempatan untuk menyerap kembali air (sebanyak-banyaknya) dari feses . Kehamilan, karena kandungan yang membesar akan mendesak usus, selain itu ibu hamil sering diberi sediaan zat besi yang dapat memperberat timbulnya sembelit, serta Kurangnya mobilitas/ gerakan tubuh.
Beberapa faktor penyebab sembelit pada bayi dan anak antara lain masalah perubahan makanan, mulai dikenalkan makanan padat, Pemberian susu formula yang terlalu kental, Adanya penyakit pada tubuh bayi atau anak, kondisi ini dapat ditemukan bila bayi diperiksa dengan teliti oleh dokter, Adanya sumbatan pada usus besar bagian bawah, misalnya penyakit hirchprung atau kelumpuhan sebagian usus besar, kondisi ini merupakan penyakit yang penting dipikirkan oleh dokter bila menjumpai bayi dengan keluhan sembelit. Penyakit hirchprung ini ditandai tidak adanya serabut saraf dibagian tertentu dari usus besar, akibatnya bagian tersebut tidak dapat berkontraksi sebagaimana mestinya (gerakan usus / peristaltik terganggu). Adanya luka pada dubur sehingga menimbulkan gangguan pada cincin otot yang bertugas melepaskan feses di bagian dubur. Bisa juga kelumpuhan pada cincin otot tersebut yang dikarenakan kanker, kegemukan. Pola makan yang kurang mengandung serat, atau kekurangan makan dalam jangka waktu yang lama.
Dalam mengatasi sembelit pada orang dewasa, harus dapat memperbaiki pola hidup dan aturan diet, yang bertujuan meningkatkan gerakan usus. Tindakan pencegahan secara umum yang dapat dilakukan Setiap pagi minum 1 gelas air jeruk hangat atau air hangat sebelum sarapan dan minum air minimal 2 liter sehari. Makan cukup sayuran dan buah-buahan yang kaya akan serat; serat dapat digunakan sebagai pencahar, Olahraga secara teratur, misalnya berjalan ½ -1 jam sehari. BAB setiap hari pada waktu tertentu, misalnya setelah sarapan, walaupun keinginan buang air belum ada atau belum mendesak. Tidak mengabaikan dorongan alamiah untuk buang air dan ke toilet secara teratur, sebaiknya pada waktu yang sama setiap hari. Pada bayi dan anak, untuk menghasilkan kotoran yang lunak, dapat dilakukan dengan menambahkan makanan yang mengandung serat, seperti agar-agar, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Berikan bayi Anda lebih banyak cairan seperti air putih, susu, atau setelah usia 4 bulan dapat diberikan jus buah yang diencerkan. Bantulah bayi Anda melakukan olahraga kecil, dengan cara menekuk lutut bayi ke arah perutnya secara lembut beberapa kali. Tindakan ini akan membantu bayi untuk BAB, Mandikan bayi dengan air hangat, Oleskan baby oil di daerah sekitar anus bayi, Setelah bayi mulai makan padat, berikanlah lebih banyak makanan yang berserat dari buah dan sayuran, Bagi anak yang menderita sembelit karena panyakit hirchprung, tindakan operasi adalah cara pengobatan yang terbaik. Perhatikan posisi anak saat BAB, biasanya posisi jongkok akan memudahkan feses keluar, karena posisi ini dapat meningkatkan tekanan di rongga perut dan mempermudah pengeluaran feses.
Pengobatan sembelit sebaiknya didasarkan apa yang menjadi penyebab timbulnya sembelit, dan hal ini biasanya ditemukan dari pemeriksaan dokter. Tetapi jika diperlukan boleh menggunakan obat pencahar, tetapi dengan dosis efektif yang rendah dan untuk jangka waktu yang singkat. Ada beberapa obat ringan yang dapat digunakan untuk mengatasi sembelit, antara lain Sirup laktulosa (duphalac), obat ini aman diberikan pada wanita hamil dan menyusui, Bisakodil (dulcolax), Obat yang bekerja dengan cara meningkatkan pemasukan air ke feses, misalnya garam natrium laurilsulfat (mikrolax), dan natrium sulfosuksinat (laxadine). Buah pisang adalah salah satu herbal yang dapat Anda konsumsi saat mengalami sembelit. Kandungan serat pada pisang dapat membantu memperlancar BAB.
“Anda perlu membawa bayi atau anak Anda yang mengalami sembelit, untuk konsultasi dengan dokter bila tetap tidak bisa BAB meskipun telah mengubah pola makannya, Bayi atau anak tampak sangat kesakitan, Keluar darah di feses, Terjadi robekan di daerah anus karena mengejan yang kuat, Perlu diingat pengobatan sembelit pada bayi dan anak perlu segera dilakukan sedini mungkin, karena akan semakin memberat bila tidak segera diatasi, Pada wanita hamil dan menyusui perlu berhati-hati untuk mengonsumsi obat-obat pencahar, Mengubah pola makan dengan lebih banyak serat akan membantu menghindarkan Anda dari masalah sembelit, Olahraga dapat membantu memperlancar gerakan usus sehingga dapat mencegah terjadinya sembelit, dan Konsumsi air putih yang cukup juga sangat penting”, pungkasnya menutup edukasi di RSPD. (PromkesRSUDKps)