Promkes RSUD Kapuas di Radio Peringati Hari TB Sedunia Tahun 2022

KUALA KAPUAS – RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 91,4 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi dari narasumber yakni dr. Erny Indrawati bersama Pengelola Promkes RSUD Kapuas, Popo Subroto, SKM yang membahas tentang Hari TB Sedunia tahun 2022.

Dalam siaran tersebut disampaikan bahwa Berinvestasi Untuk Mengakhiri TB adalah tema peringatan Hari Tuberkulosa (TB) Sedunia tahun 2022. Peringatan Hari TB Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret. Diipilih tanggal tersebut karena pada tanggal 24 Maret 1882, Dr. Robert Koch menemukan kuman yang menyebabkan penyakit Tuberkulosa (TBC). Peringatan pertama Hari Tuberkulosa Sedunia digelar pada tanggal 24 Maret 1982, hal ini dilakukan oleh WHO sebagai peringatan 100 tahun penemuan Dr. Robert Koch.

dr. Erny menjelaskan bahwa peringatan Hari TB Sedunia merupakan moment untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa penyakit TB merupakan pembunuh yang MENULAR dan paling mematikan di seluruh dunia. Setiap hari lebih dari 4.100 orang meninggal karena TB dan hampir 28.00 orang jatuh sakit karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Penyakit TB selain dapat membunuh orang yang mengidapnya, juga dapat menghancurkan ekonomi keluarga bahkan sebuah negara.

Upaya seluruh dunia untuk memerangi TB sejak tahun 2000 telah menyelamatkan 66 juta jiwa, namun pandemi covid-19 telah menghancurkan upaya yang telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk mengakhiri TB. Dikatakan oleh WHO, untuk pertama kalinya dalam kurun waktu satu dekade, kematian akibat TB meningkat kembali pada tahun 2020.

Penyakit TB tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi dapat juga menyerang anak-anak. Seorang anak dapat terinfeksi TB akibat kontak langsung dengan orang dewasa yang terinfeksi TB. Misalnya, dalam satu rumah ada orang dewasa yang mengidap TB dan anak tersebut intens berdekatan dengan orang tersebut makan anak tersebut dapat terinfeksi TB dari orang dewasa tersebut. Penyakit TB merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada anak. Anak lebih berisiko untuk menderita TB berat seperti TB milier (TB paru yang paling berat), meningitis TB (TB pada selaput otak).

dr. Erny Indrawati

Gejala TB pada anak tidak khas, dengan gejala utama TB anak yaitu kondisi badan yang lesu. Gejala lain adalah penurunan berat badan, lemah, letih, demam lebih dari 2 minggu atau demam berulang tanpa sebab dan biasanya demam tidak tinggi. Batuk, bahkan jarang menjadi gejala utama pada TB anak. Bila anak mengalami batuk berdahak lebih dari 2 minggu, batuk terus menerus yang tidak membaik dengan pengobatan lain, maka harus dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis, dan bila hasilnya ditemukan BTA positif maka anak tersebut termasuk sumber penular bagi lingkungan sekitarnya, misalnya teman satu kelasnya, teman bermainnya. Penyakit TB terutama menyerang paru tetapi 20-30% TB pada anak menyerang organ lain. Anak < 3 tahun dengan malnutrisi memiliki risiko paling tinggi menderita TB. Sementara bayi dan balita paling berisiko menderita TB berat misalnya meningitis TB yang dapat menyebabkan kebutaan, tuli , kelumpuhan, bahkan kematian.

Cara pengobatan untuk pasien anak dan dewasa, tidak ada perbedaan. Semua pasien wajib mengikuti pengobatan selama 6 bulan dengan kombinasi beberapa jenis obat. Hanya yang membedakan antara obat untuk anak dan dewasa adalah dosisnya. Dosis pada anak berdasarkan berat badan. Kunci keberhasilan penyembuhan adalah dosis yang tepat dan durasi pengobatan yang sesuai, tidak boleh asal-asalan. Minum obat harus sesuai jadwal dan tidak boleh lupa sedikit pun.

Ditambahkan beliau, meskipun penyakit TB mematikan tetapi penyakit ini dapat disembuhkan dengan total bila pasien minum obat sesuai dosis dan sesuai jadwal. Bila dalam masa pengobatan anak telah memperlihatkan perbaikan, misalnya nafsu makan meningkat, berat badan naik, tidak ada demam, tidak lesu, maka pengobatan harus tetap dilanjutkan sampai selesai, sehingga anak mengalami kesembuhan total.

“Sesuai tujuan Hari TB tahun ini Berinvestasi Untuk Mengakhiri TB, merupakan suatu kebutuhan mendesak untuk mengakhiri penyakit TB di seluruh dunia, hal ini membutuhkan investasi semua sumber daya, baik keuangan maupun sumber daya manusia untuk pencegahan maupun perawatan pasien TB, terlebih lagi di masa pandemi covid-19. Lebih banyak investasi akan menyelamatkan jutaan nyawa dan mempercepat berakhirnya epidemi TB,”pungkasnya. (PromkesRSUDKps)