Promkes tentang Diare

KUALA KAPUAS – RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) bersama dr. Ryan Feizal melaksanakan Penyuluhan Kesehatan tentang Diare, Selasa (3/09/2019) pagi di Ruang Tunggu Pelayanan Rawat Jalan Paviliun RSUD Kapuas.

dr. Ryan Feizal

Pada bulan April hingga Oktober, Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah umumnya mengalami musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan air sungai mengalami penurunan volume atau kekeringan, sehingga air laut yang asin akan bercampur dengan air sungai yang tawar. Air sungai merupakan sumber mata air yang dimanfaatkan oleh penduduk Kabupaten Kapuas untuk dikonsumsi sehari-harinya tentunya melalui pengolahan dari Perusahan Daerah Air Minum (PDAM). Kondisi alam inilah yang biasanya menyebabkan timbulnya angka pasien diare di Kabupaten Kapuas.

Tim Promkes

Berdasarkan data jumlah kunjungan pasien dengan kasus Diare pada bulan Juni 2019 dimana rawat jalan 85 dan rawat inap 29 kasus, dan pada bulan Juli 2019 rawat jalan meningkat menjadi 93 dan rawat inap menjadi 59 kasus pasien diare.

Tim Promkes

Dijelaskan dr. Ryan, Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah.

Penyebab diare, antara lain :

  1. Infeksi dari bakteri atau virus
  2. Gangguan pada saluran pencernaan.
  3. Makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
  4. Gangguan psikologis: rasa takut dan cemas.

Kebiasaan yang sering menyebabkan diare :

  • Makan tanpa cuci tangan yang bersih
  • Minum air mentah atau kotor
  • Makan makanan yang dihinggapi lalat
  • Buang air besar di sembarang tempat
  • Lingkungan rumah yang kotor
  • Sampah berserakan
Pengunjung RSUD Kapuas

Tanda dan Gejala Diare

  • BAB cair > 3x sehari
  • Anak gelisah/rewel
  • Badan lesu/lemah
  • Muntah
  • Nafsu makan menurun
  • Demam
  • Kekurangan cairan (Dehidrasi)
  • berat badan turun
  • ketegangan dan kekenyalan kulit berkurang
  • selaput lendir mulut dan bibir kering
  • pada bayi ubun-ubun besar cekung.

Akibat jika diare tidak diatasi dapat mengakibatkan :

  • kehilangan cairan yang berlebih
  • penurunan kesadaran
  • kematian

Penanganan diare dapat dilakukan dengan cara :

  1. Mengganti cairan yang keluar dengan memberikan :
    • Larutan oralit/larutan gula garam
    • Cairan dari bahan makanan, seperti sup.
    • Air putih masak
    • Bila anak berusia kurang dari 6 bulan dan masih diberi ASI, teruskan pemberian ASI.
    • Sebagai tambahan. Berikan larutan oralit atau air putih masak.

Cara pemberian oralit dapat mengggunakan patokan berat badan yaitu 40-50 ml/KgBB

Contoh berat badan 3 kg (bayi)
maka kita dapat berikan cairan sebanyak 120-150 ml
Cairan ini kita berikan berangsur-angsur dengan menggunakan sendok

Cara pembuatan Oralit :

  • Gula 1 sendok teh penuh
  • Garam ¼ sendok teh
  • Air masak 200cc/±1 gelas (atau air teh 1 gelas)
  • Campuran bahan-bahan tersebut diaduk sampai larut benar

Segera bawa ke dokter / puskesmas/ RS, jika salah satu tanda dibawah ini ditemui:
– Tidak membaik dalam 3 hari
– Tinja cair keluar amat sering
– Muntah berulang-ulang
– Sangat haus
– Tidak mau makan atau minum seperti biasanya
– DemamAda darah dalam tinja
– Anak terlihat sangat lemah
– Didapati satu atau lebih tanda-tanda kekurangan cairan (dehidrasi)

Tinggalkan Balasan